Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Air Bersih Tak Ngalir, Warga Bukit Raya Berencana Nginap di Kantor DPRD dan Wali Kota Batam
Oleh : Aldy
Senin | 31-07-2023 | 11:57 WIB
bukit-raya2.jpg Honda-Batam
Warga Perumahan Bukit Raya saat antre di sumur bor Majid Al Himah, karena alir bersih sudah lima hari tidak mengalir, Senin (31/7/2023). (Foto: Aldy)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kekesalan warga Perumahan Bukit Raya, Kelurahan Belian, Kecamatan Batam Kota, terhadap pengelola air bersih di Kota Batam, kian memuncak, setelah lima hari terakhir aliran air tersendak ke perumahan itu.

Berbagai upaya mereka lakukan agar bisa mendapatkan air, termasuk menghubungi PT Moya, PT Air Batam Hilir hingga beberapa anggota dewan maupun pejabat di Pemko Batam.

Nyatanya, upaya warga itu sia-sia. Aliran air bersih sama saja tak kunjung mengalir ke perumahan itu. Hal ini pula yang membuat warga kian kesal, seperti tak dianggap bagian dari penduduk di Kota Batam.

Saat ini, warga di perumahan itu sedikit terbantu dengan adanya sumur bor milik Masjid Al Hikmah. Meski harus antre panjang, demi mendapatkan air seadanya warga di perumahan itu tetap harus menjalaninya.

Menyikapi kondisi saat ini, warga perumahan itu berencana melakukan aksi ke Kantor DPRD, Kantor Wali Kota Batam dan PT Air Batam Hilir (PT Moya) dan jika tidak ada kepastian, warga juga berniat untuk nginap di sana.

"Di Kantor DPRD dan Wali Kota Batam pasti aliaran air lancar, sekalian saja nanti kami nginap di sana," timpal salah satu warga yang tengah antre mendapatkan air di sumur bor Masjid Al Hikmah, Senin (31/7/2023).

Sementara warga lainnya, Frans, menambahkan rencana aksi ke kantor pemerintah dan pengelola air di Kota Batam itu, sedikit terkendala lantaran mendapat penolakan dari perangkat RW dan sejumah RT. "Kami dihalangi Pak RW. Ini RW kami ada apa? Selalu memberikan kata-kata yang kurang bijak," kesal Frans warga RT02/RW38 saat ditemui di Perumahan Bukit Raya.

Frans yang juga pensiunan guru di Sekolah Yos Sudarso ini menyebutkan, macetnya aliran air bersih bukan kali ini saja. Namun, kali ini penderitaan warga memuncak karena aliran air mati total lima hari berturut-turut.

"Belum lagi yang punya anak kecil. Air ini kebutuhan vital. Jangan kami hanya dikasih alasan, tetapi tak ada solusi," ungkap Frans melupakan kekesalannya.

Bahkan, warga lainnya, Roma, mengungkapkan kekesalannya terhadap perangkat RW 38 dan beberapa RT di perumahan tersebut. Baginya perangkat yang saat ini semestinya mengayomi warga, namun seolah-olah menghalangi warga untuk menyampaikan aspirasi.

"Lucunya, perangkat RW dan khususnya RT kami, malah nyuruh warga bersabar terus. Malah dibilang jangan terlalu bising," ungkap Roma.

Sementara Wirejo, warga lainnya, juga tampak menyesalkan tak ada bantuan air yang diberikan kepada warga. Pasalnya, kata dia, perangkat RT sudah meminta bantuan air kepada Air Batam Hilir (ABH) sebagai pengelola air di Kota Batam. Hanya saja belum dihiraukan.

"Saya disuruh Pak RT juga telpon ke Air Batam Hilir untuk minta air. Supaya semakin banyak warga yang hubungi, semakin dipertimbangkan oleh ABH. Nyatanya sudah hari kelima tetap saja tak mengalir," sesalnya.

Ia mengaku, sudah belasan tahun tinggal di Perumahan Bukit Raya, nyaris tidak pernah mengalami mati air dengan kurun waktu yang cukup lama. Sejak dikelola PT Air Batam Hilir, (PT Moya) kasus mati air menjadi langganan di perumahan ini.

"Bukannya kita tak bayar air. Tetapi pengelola air ini sangat menyiksa warga," kesal dia.

Editor: Gokli