Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Puluhan Mesin Bantuan untuk Petani Bintan Nganggur
Oleh : hrj/dd
Sabtu | 01-09-2012 | 15:54 WIB

TANJUNGUBAN, batamtoday – Dua mesin bantuan yang tersebar di wilayah Pemerintah Kabupaten Bintan yakni mesin pembuat kompos dan pembuat tepung ternyata belum secara maksimal digunakan oleh penerima bantuan. 


"Mesin pembuat kompos, pembuat tepung bantuan dari pemerintah belum dimanfaatkan secara maksimal oleh petani," kata Rinaldi, staf Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bintan belum lama ini.

Padahal, menurutnya, jumlah mesin bantuan itu tak sedikit. Dia menyebutkan terdapat 23 unit mesin pembuat kompos dan 20 unit mesin pembuat tepung yang dijadikan bantuan bagi para petani.
 
Belum dipergunakannya mesin pembuat kompos ini memprihatinkan Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan. Sehingga perlu disosialisasikan terus-menerus supaya bantuan yang sudah digulirkan dapat mencapai sasaran.

"Untuk mesin pembuat tepung, yang merupakan proyek unggulan sebagai bahan untuk memproduksi makanan alternatif pengganti beras, sampai saat ini juga belum dimanfaatkan maksimal. Karena budaya mengkonsumsi beras masih mendominasi benak petani," katanya.

Dihubungi terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan, Zufrin mengatakan penyebab belum dimanfaatkannya mesin pembuat kompos oleh petani karena kedatangannya mendekati bulan puasa, satu bulan yang lalu.

"Kemungkinan karena datangnya baru satu bulan. Apalagi bersamaan dengan bulan puasa," terangnya.

Sementara itu Tukiman, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Bintan mengatakan, perlunya ditingkatkan pembinaan dan penyuluhan petani supaya bantuan mesin pembuat kompos dan pembuat tepung tidak sia-sia.

"Kalau diberi bantuan tanpa ada pengawasan, pembinaan dan penyuluhan sama saja dengan membuang uang ke laut, sia-sia saja," tegasnya.

Moch Idha, tokoh pemuda Bintan, mengharapkan kedepan pemerintah dalam hal memberikan bantuan baik berupa mesin dan bantuan lainnya di bidang apapun selayaknya, harus terlebih dahulu melakukan survey ke lapangan agar barang bantuan tersbeut tidak mubazir.

"Jangan bertani, kadang-kadang hanya nebeng nama dalam sebuah kelompok petani dan hanya berharap bantuan,” imbuhnya.

Ditambahkan, kalau pemerintah hanya berdasarkan data tentunya masih kurang kongkrit dan bisa saja kurang tepat sasaran. Apalagi katanya, mengingat Bintan sendiri terbilang sangat minim wilayah pertanian, sesuai dengan geografis daerah ini jelas lebih menonjol di bidang kelautan.