Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Transportasi Udara Penyumbang Inflasi, Tito: Harga Aftur Indonesia Lebih Tinggi dari Singapura
Oleh : Aldy Daeng
Selasa | 16-05-2023 | 10:24 WIB
rakor_inflasi-mendagri-020213.jpg Honda-Batam
Rapat virtual pengendalian inflasi yang dipimpin Mendagri Tito Karnavian dan diikuti oleh Pemerintah Kota Batam, Senin (15/5/2023), di kantor Walikota Batam. (Aldy/BTD)

BATAMTODAY.COM, Batam - Transportasi udara menjadi salah satu penyebab inflasi di Indonesia. Bahkan harga bahan bakar pesawat (Aftur) Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan negara Singapura.

Hal itu diungkapkan oleh Mendagri Tito Karnavian dalam rapat virtual pengendalian inflasi yang juga diikuti oleh Pemerintah Kota Batam, Senin (15/5/2023), di kantor Walikota Batam.

Selain itu Mendagri Tito juga menyampaikan terkait langkah konkret pengendalian inflasi di daerah tahun 2023. Diketahui, kondisi inflasi Indonesia April 2023 sendiri tahun ke tahun sebesar 4,33 persen.

"Harga aftur bahan bakar minyak pesawat di Indonesia lebih tinggi dari Singapura. Sehingga ini menyebabkan daerah akan sulit mengatasi sendiri harga kenaikan tiket pesawat dan kargo pesawat, sebagai penyumbang inflasi terbesar," kata Mendagri Tito

Untuk menekan angka inflasi dari sektor transportasi udara, Tito menjelaskan, pemerintah pusat menargetkan untuk dapat menurunkan harga tiket pesawat.

Pasalnya, data inflasi berdasarkan kelompok pengeluaran dari BPS, inflasi transportasi sebesar 11,96 persen dengan andil inflasi sebesar 1,45 persen dari 4,33 persen.

"Jika bisa diturunkan 1 persen saja, maka kita bisa turun di angka 3,8 persen inflasi ke depan," tegas Mendagri Tito.

Menanggapi rapat tersebut, Jefridin berharap melalui kerjasama, kekompakan dan koordinasi serta komunikasi yang baik dari segala pihak baik di Kota Batam maupun nasional, dapat menurunkan andil inflasi terutama di sektor transportasi; makanan, minuman dan tembakau; juga Perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga.

"Secara nasional tingginya inflasi transportasi disusul dengan persentase makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,58 persen dan Perumahan,air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,53 persen. Maka ini akan kita pantau terus agar tidak terjadi kenaikan secara signifikan di daerah, karena jika tidak akan berpengaruh terhadap harga lainnya," kata Sekda Jefridin Hamid, usai rapat koordinasi.

Dengan demikian, Pemerintah Kota Batam terus mengikuti perkembangan inflasi di seluruh wilayah Indonesia, untuk mempelajari situasi terkini perekonomian nasional hingga internasional.

Salah satunya melalui Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah rutin secara virtual dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.

"Sudah kita terima dengan baik catatan hari ini, Pemerintah Kota Batam melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) serta seluruh stakeholder juga akan terus memonitoring dan bekerjasama dengan pemerintah pusat, terkait pangan, perdagangan, dan lain sebagainya agar tidak terjadi kenaikan signifikan," pungkas Jefridin Hamid.

Editor: Gokli