Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Cari Masukan, Pansus RUU Desa Kunker ke Brazil
Oleh : si
Jum'at | 24-08-2012 | 16:59 WIB
Muqowan.jpg Honda-Batam

Ketua Pansus RUU Desa Ahmad Muqowam

JAKARTA, batamtoday - Pansus RUU Desa akan mengadakan kunjungan kerja (kunker) ke Brasil pada  26 Agustus hingga 1 September mendatang guna mencari masukan tentang pengelolaan Desa di negara tersebut.

 

"UU tentang Desa ini bertujuan hendak mengangkat desa pada posisi subyek yang terhormat dalam ketatanegaraan Republik Indonesia," kata Ahmad Muqowam di Jakarta, Jumat (24/8/2012).

Menurutnya, pengaturan desa akan menentukan format desa yang tepat sesuai dengan konteks keragaman lokal. Penguatan kemandirian melalui UU tentang desa menempatkan desa sebagai subyek pemerintahan dan pembangunan yang betul-betul berangkat dari bawah (bottom-up).

Dalam kunjungannya ke Brasil, Terang Muqowam, bertujuan mempelajari negara lain dalam menata desa, dan pemberian kewenangan kepada desa untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya, serta mempelajari bagaimana negara lain dalam hal mengatur tentang penyelenggara pemerintah desa.

"Terkait ini kita ingin mempelajari struktur organisasi dan tata kerja pemerintah desa, juga mengenai tugas wewenang, hak dan kewajiban kepala desa, larangan, pemberhentian dan pemilihan desa,"paparnya.

Selain itu, lanjutnya, Tim ingin mengetahui bagaimana negara lain mengatur tentang keuangan desa, termasuk dalam hal ini adalah kekayaan desa, reforma agraria. "Kita juga ingin mempelajari negara lain dalam hal pembangunan desa dan pembangunan kawasan pedesaan,"ujarnya.

Alasan memilih Brasil, terangnya, dikarenakan Brasil mempunyai problem kemiskinan dan ketimbangan seperti desa-desa di Indoneisa, namun mereka sudah mulai ada perbaikan.

"Dalam memberantas kemiskinan di desa, Brasil menggunakan cara bagaimana mengatur produksi dan pemasaran secara kolektif, mereka juga sebagian besar masyarakatnya berdomisili di Pedesaan dan bersifat agraris,"tambahnya.

Brasil, kata Muqowam, adalah negara yang bisa dijadikan tempat untuk mempelajari bagaimana masyarakat pedesaan memproduksi hasil-hasil pertanian, tetapi juga bagaimana mereka dapat mengakses pasar.

"Petani-petani Brasil berhasil mengekspor hasil pertanian mereka, dengan pengelolaan produksi bersama, membuat badan-badan usaha bersama sehingga kesulitan mereka teratasi,"katanya.

Muqowam mengatakan, Brasil merupakan daerah pedesaan yang berbasis  pertanian dan banyak intervensi oleh pemerintah. "yang bisa membuat mereka bisa menyelesaikan permasalahannya adalah pengorganisasian dari para petani,"ujarnya.

Menurutnya, Brasil juga menghadapi persoalan pertanahan, mereka memiliki gerakan MST, kelompok petani yang tidak punya tanah namun ada pengorganisasian yakni bagaimana mengelola menduduki tanah yang tidak tergarap dan kemudian mengelolanya secara bersama dan memasarkannya secara bersama.