Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tim DLH Bintan Selidiki Penyebab Banyak Ikan Mati di Sungai Hulu Riau Tanjunguban
Oleh : Harjo
Rabu | 15-02-2023 | 16:04 WIB
001122_AR-2023-013-DLH-Bintan-01.jpg Honda-Batam
Tim dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bintan di Sungai Hulu Riau, Tanjunguban Kota. (Harjo/BTD)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Tim dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bintan akhirnya datang ke Sungai Hulu Riau, Kelurahan Tanjunguban Kota, Kecamatan Bintan Utara, untuk menyelidiki penyebab banyaknya ikan dan biota laut yang mati di lokasi tersebut.

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran DLH Bintan, M Hasyim, menyampaikan, tim DLH melakukan penyelidikan terkait dugaan pencemaran yang mengakibatkan satwa di sungai tersebut banyak mati, sesuai laporan warga setempat.

"Kita baru melakukan identifikasi, dan belum bisa memastikan penyebab banyak satwa yang mati, karena harus dibuktikan melalui labotatorium," terangnya di lokasi, Rabu (15/2/2023).

Dijelaskan, terkait hasil laboratotium biasanya memakan waktu sekitar dua minggu. Nanti setelah ada hasilnya, baru bisa diketahui apakah kematian satwa tersebut karena tercemar limbah, atau ada dampak dari aktivitas penimbunan, serta kegiatan lain yang ada disekitar sungai tersebut.

"Kita meminta agar masyarkaat tetap bersabar menunggu hasilnya. Tim DLH akan terus menindaklajuti atas temuan dan laporan warga. Termasuk sudah mengambil sample air sungai dengan kondisi hari ini," katanya.

Dari sisi lain, terkait hal tersebut pihak DLH Bintan juga akan koordinasi dengan instansi lainnya, karena bisa jadi ada wewenang instansi lainnya dalam permasalahan ini, baik masalah mangrove, serta izin-izin dan lainnya.

Sementara itu tokoh masyarakat setempat, Ncik Raja Daud (64) kepada BATAMTODAY.COM, menyampaikan bahwa sebelum adanya temuan, beberapa hari sebelumnya juga sudah tanda-tanda air sungai mulai berubah. Namun saat itu, warga belum bisa memastikannya penyebabnya.

Sehingga saat munculnya satwa banyak yang mati, baru warga sibuk dan melaporkannya melalui ketua RT setempat. Kuat dugaan, berubahnya air berwarna kehitaman dan bau menyengat tersebut, dampak dari pekerjaan disekitar sungai berupa penimbunan atau penggalian.

"Kita berharap agar pihak terkait segera menindaklajuti permasalahan ini. Agar ke depannya tidak terulang lagi, karena dampaknya sangat merugikan masyarakat. Nelayan sulit melaut dan pendapatan otomatis berkurang," ungkapnya.

Editor: Yudha