Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pidato Kenegaraan di DPR

Presiden Nyatakan Indonesia Sudah Jadi Negara dengan Ekonomi Terkuat Nomor 16 Dunia
Oleh : surya
Kamis | 16-08-2012 | 10:55 WIB
SBY.jpg Honda-Batam

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

JAKARTA, batamtoday - Presiden Republik Indonesia (RI) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertekad pada tahun 2045 nanti, atau tepat 100 tahun kemerdekaan, Ri bisa punya ekonomi yang kuat dan berkeadilan.


Demikian disampaikan Presiden SBY dalam pidato kenegaraan di gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2012).

"Di abad ke-21 ini, misi besar kita adalah melanjutkan pembangunan bangsa, menuju Indonesia yang maju dan sejahtera. Kita bertekad, pada tahun 2045 nanti, tepat 100 tahun kemerdekaan Indonesia, dapat membangun ekonomi yang kuat dan berkeadilan; demokrasi yang stabil dan berkualitas; serta peradaban bangsa yang maju dan unggul," kata SBY.

Ia juga mengatakan, dalam lima tahun ini Indonesia terus membangun menuju negara yang makin sejahtera, demokratis dan berkeadilan. Warga negara Indonesia, kata SBY, membangun bangsa dalam lingkungan global yang dinamis.

"Lingkungan yang memberi peluang, sekaligus tantangan. Lingkungan yang juga menuntut kita untuk ikut serta dalam mewujudkan perdamaian, keadilan dan kemakmuran dunia, sebagaimana yang tercantum dalam konstitusi kita," katanya.

Presiden mengungkapkan,  saat ini Indonesia sudah menjadi negara yang memiliki kekuatan ekonomi ke-16 besar dunia. Hal ini menempatkan Indonesia menjadi negara G-20 yang ekonominya terbesar di dunia.

"Saat ini negara kita tampil sebagai sebuah negara emerging economy, dan menjadi kekuatan ekonomi ke-16 dunia. Kita menjadi negara berpendapatan menengah, dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran yang secara bertahap berhasil diturunkan. Kita harus yakin dan percaya, pada saatnya nanti, insya Allah kita menjadi negara yang kuat dan maju di Asia dan diperhitungkan dunia," kata Presiden SBY.

Namun SBY mengingatkan Indonesia perlu mewaspadai imbas dari krisis keuangan yang terpicu perkembangan di Eropa. Dikatakannya Indonesia perlu memanfaatkan pelajaran berharga yang bisa dipetik dari krisis di kawasan Eropa, yaitu dengan pengelolaan fiskal yang mengedepankan prinsip kehati-hatian.

"Pemerintah telah dan akan mengambil langkah yang tepat dan terukur," katanya.

SBY mengatakan bahwa Indonesia punya pengalaman yang berharga saat melalui krisis tahun 2008 dengan selamat. Menurutnya keberhasilan itu ditentukan oleh adanya kolaborasi serta sinergi di antara jajaran pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, lembaga-lembaga perbankan, serta lembaga-lembaga lainnya, sehingga sektor riil tetap berjalan normal.

"Kita berikan stimulus fiskal secara hati-hati. Kita kendalikan situasi agar tidak terjadi gelombang pengangguran baru. Dan kita berikan proteksi untuk melindungi, membantu, dan meringankan beban golongan menengah ke bawah yang mengalami kesulitan ekonomi. Dengan paduan itulah, ekonomi kita tidak goyah, tidak terjadi ledakan pengangguran, inflasi tetap terjaga, dan indikator ekonomi lainnya juga terkendali," katanya.

Bangga Utangi IMF

Pada kesempatan itu, Presiden SBY menyatakan kebanggaan atas permintaan International Monetary Fund (IMF) yang meminta bantuan ke Indonesia untuk mengatasi krisis global. Padahal, dulu Indonesia pernah diberi bantuan moneter oleh lembaga internasional tersebut.

"Masih segar dalam ingatan kita, 14 tahun yang lalu di tengah badai krisis yang amat berat, IMF datang memberikan pinjaman dengan persyaratan yang justru menambah sulit keadaan perekonomian kita," kata SBY dalam pidato kenegaraannya di DPR. 

"Kini, di saat ekonomi negeri kita terus tumbuh, IMF datang bukan untuk menawarkan pinjaman, tetapi untuk berkonsultasi dan bertukar pikiran dengan Indonesia dalam mengatasi krisis global yang terjadi saat ini," ujarnya.

Seperti diketahui, pemerintah memberi pinjaman kepada IMF senilai US$ 1 miliar untuk membantu negara-negara dunia yang tengah menghadapi krisis.

"Indonesia juga pernah pinjam IMF di 2006 dan kita sudah kembalikan. Kalau sekarang kita bisa berikan pinjaman ke IMF, kita sedang ada di posisi yang lebih baik dan kita juga harus memperhatikan negara-negara dunia yang tidak beruntung yang perlu disiapkan," ungkap Menteri Keuangan Agus Martowardojo beberapa waktu lalu.

Agus memandang pemerintah perlu memberikan pinjaman melalui IMF kepada negara-negara dunia yang tengah mengalami krisis supaya kondisi krisis tersebut tidak berdampak buruk terhadap perekonomian dunia.

"Kita selesaikan proses pinjaman intern ke IMF sebagai kekuatan ekonomi dunia, supaya jangan memburuk dan malah membahayakan semua," sebutnya.