Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Deforestasi Picu Kepunahan Spesies Lokal
Oleh : dd/hc
Kamis | 16-08-2012 | 10:53 WIB

NORWICH, batamtoday - Penebangan hutan telah memicu kepunahan spesies lokal di sejumlah wilayah hutan yang tersisa.


Hal ini terungkap dari hasil penelitian terbaru yang dipimpin oleh para ilmuwan University of East Anglia (UEA) di Norwich, Inggris.

Penelitian yang diterbitkan Selasa (14/8/2012) di jurnal PLoS ONE ini mengungkap dampak kerusakan dan perburuan hutan yang kaya akan keanekaragaman hayati di Brasil. Secara khusus, para ilmuwan meneliti Hutan Atlantik di sebelah timur Brasil, dimana terdapat sejumlah wilayah hutan yang masih asli dan menemukan sedikit habitat yang tersisa di alam liar.

Ada spesies yang telah punah yaitu babi hutan, sementara macan tutul (jaguars), tapir, monyet laba-laba berbulu dan pemakan semut raksasa sudah sulit untuk ditemukan. Hilangnya fauna ini merambat ke wilayah hutan lain yang tersisa yang memiliki struktur kanopi yang terhubung.

Ekspansi pertanian telah mengubah wilayah hutan-hutan tropis ini hingga hanya sedikit wilayah hutan asli yang tersisa. Sudah banyak laporan yang menyatakan punahnya mamalia ukuran besar di seluruh Brasil, namun fungsi konservasi hutan-hutan kecil yang tersisa masih terus diperdebatkan.

Prof Carlos Peres, peneliti senior dari School of Environmental Sciences, UEA menyatakan, banyak yang menganggap wilayah hutan yang tersisa dengan struktur kanopi yang terhubung akan membantu menjaga keanekaragaman hayati. Namun hasil penelitian ini mengungkapkan sebaliknya. Jarang sekali keanekaragaman hayati di wilayah hutan yang tersisa ini yang bisa turut terjaga kecuali jika wilayah-wilayah hutan ini dilindungi dengan ketat dari praktik perburuan dan perusakan hutan.

“Tak ada jalan lain untuk melindungi keanekaragaman hayati selain menjaga wilayah hutan yang tersisa dengan ketat, terutama di wilayah yang kaya keanekaragaman hayati seperti di Hutan Atlantik di Brasil,” ujar Carlos. “Upaya melestarikan spesies hutan tropis tidak cukup hanya dengan menjaga luas wilayah hutan. Harus ada upaya mencegah perburuan di wilayah-wilayah yang menjadi habitat fauna ini.”

Sekitar 90% luas wilayah Hutan Atlantik (sekitar 1,5 juta km2) telah berubah menjadi ladang pertanian, tempat penggembalaan ternak dan bagian dari wilayah perkotaan. Hanya sedikit wilayah hutan yang tersisa dengan sebagian besar luas wilayahnya lebih kecil dari lapangan bola. Di wilayah hutan-hutan kecil ini, rata-rata hanya 4 dari 18 spesies mamalia yang berhasil ditemukan.

Penelitian ini adalah penelitian pertama yang mendokumentasikan hilangnya lima mamalia hutan berukuran besar di salah satu wilayah hutan tropis yang paling terancam kelestariannya.

Para peneliti memeroleh data dari survei lapangan dan wawancara dengan penduduk yang tinggal di sekitar 196 hutan-hutan kecil yang terbentang di wilayah seluas 252.670 km2.

Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya landasan hukum yang kuat untuk melindungi wilayah Hutan Atlantik di Brasil dan wilayah-wilayah hutan tropis lain dari eksploitasi dan kerusakan.