Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kios Diizinkan Beli 554 Kilo Liter Premium
Oleh : ocep
Selasa | 14-08-2012 | 20:14 WIB

BATAM, batamtoday - Disperindag dan ESDM Kota Batam selama ini ternyata mengizinkan pembelian BBM bersubsidi ke para pemilik kios BBM dengan total 554.105 liter jenis premium dan solar sebanyak 253.610 liter untuk setiap bulannya.


Amiruddin Syafei, Kabid ESDM Disperindag Kota Batam mengungkapkan, sejak 2005 pihaknya telah menerbitkan surat rekomendasi kuota pembelian BBM bersubsidi ke para pemilik kios.

"Izin pembeliannya ada yang per hari dan ada yang per bulan," ujarnya, Selasa (14/8/2012).

Berdasarkan data yang dihimpun dari Disperindag, ada 96 kios BBM yang diberikan surat rekomendasi kuota pembelian BBM besubsidi per Agustus 2012.

Dengan perincian, di Kelurahan Temoyong ada 7 kios, Kelurahan Pantai Gelam 3 kios, Kelurahan Pulau Buluh 12 kios, Kelurahan Bulang Lintang 7 kios dan Kelurahan Setokok 5 kios.

Kemudian Kelurahan Tanjung Sari 5 kios, Kelurahan Sekanak Raya 9 kios, Kelurahan Pulau Terong 15 kios, Kelurahan Kasu 7 kios, Kelurahan Pecong 3 kios dan Kelurahan Pemping 3 kios.

Lalu di Kelurahan Karas 5 kios, Kelurahan Sembulang 4 kios, Kelurahan Galang Baru 2 kios, Kelurahan Rempang Cate 2 kios, Kelurahan Sijantung 2 kios, Kelurahan Pulau Abang 1 kios, Kelurahan Batu Besar 1 kios, Kelurahan Ngenang 1 kios, Kelurahan Tanjung Riau 7 kios dan Kelurahan Tembesi 2 kios.

Dengan total kuota pembelian BBM bersubsidi sebanyak 554.105 liter premium dan 253.610 liter solar per bulan.

Namun demikian, katanya, jumlah BBM bersubsidi itu untuk memenuhi kebutuhan warga yang tinggal di kawasan hinterland.

Dimana kios-kios itu sendiri beroperasi guna memudahkan warga hinterland mendapatkan BBM bersubsidi ketimbang harus membelinya sendiri ke SPBU yang hampir seluruhnya berada di Pulau Batam (mainland).

Dijelaskannya, sejak lima dari enam agen penyalur minyak solar (APMS) atau SPBU apung tidak lagi melayani pembelian BBM bersubsidi, warga hinterland kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi dan kalaupun berhasil membelinya pasti dengan harga yang jauh lebih mahal dari harga dasar di SPBU.

Pada 2006, tiga APMS ditutup oleh Pertamina dengan alasan yang tidak jelas, yakni APMS di Pulau Meriam, APMS Pulau Boyan dan APMS Pulau Nanga.

Dua lainnya, yakni APMS di Tanjung Uncang dan APMS sagulung sudah beralih menjual BBM non subsidi.

Sehingga praktis tinggal satu APMS lagi tersisa yang beroperasi di Pantai Sekilak, Batu Besar.

Dia mengaku, Disperindag sendiri sudah beberapa kali melayangkan surat permohonan penambahan APMS kepada Pertamina Kepri untuk menambah APMS guna melayani warga hinterland, namun tidak juga digubris sampai sekarang.

Karena itu Disperindag memilih untuk tetap mengizinkan beroperasinya kios-kios BBM tersebut dan menerbitkan surat rekomendasi kuota pembelian BBM bersubsidi untuk mereka.

"Jumlah kuota pembelian yang kami rekomendasikan pun sebenarnya tergolong tidak terlalu besar. Disperindag jarang memberi kuota sama dengan permintaan mereka, lebih sering lebih sedikit dari permintaan karena asumsi kami, tidak akan semua warga hinterland butuh BBM setiap hari," bilangnya.