Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sidak ke Bandara Soetta

Komisi V DPR Temukan Ketidaksiapan PT Angkasa Pura II Antisipasi Arus Mudik
Oleh : surya
Sabtu | 11-08-2012 | 10:09 WIB
Komisi_V_DPR.jpg Honda-Batam

Komisi V DPR saat Sidak ke Bandara Soekarno Hatta

JAKARTA, batamtoday - Komisi V yang membidangi perhubungan melakukan peninjauan persiapan pelaksanaan angkutan Lebaran pada 2012 di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Dalam peninjauan itu ditemukan masih banyaknya fasilitas yang diberikan PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soetta yang dinilai kurang mendukung pelaksanaan angkutan Lebaran 2012. 



Wakil Ketua Komisi V DPR Mulyadi mengatakan, PT Angkasa Pura harus berbenah diri dan melakukan perbaikan-perbaikan.

“Kalau tidak sekarang kapan lagi kita akan melakukan perbaikan dan memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat,” kata Mulyadi di PT Angkasa Pura II di Jakarta kemarin seperti dikutip dari lama dpr.go.id.

Menurutnya, pada 2014 Bandara Soetta akan dilakukan perbaikan dan akan disejajarkan dengan bandara-bandara internasional negara tetangga.  "Dari kunjungan spesifik Komisi V ke Bandahara Soekarno Hatta, kita masih temukan banyak masalah mulai dari masalah X-Ray, ATC, parkir mobil, banyaknya pedagang yang berjualan secara liar, hingga taxi gelap yang banyak berkeliaran di bandara," katanya.

Sedangkan Muhidin M Said, Wakil Ketua Komisi V lainnya mempertanyakan kesiapan SDM Air Traffic Control (ATC) dalam menghadapi  padatnya lalu lintas penerbangan saat arus mudik. Padatnya jadwal penerbangan ini tentunya akan berpengaruh pada petugas ATC dalam menjalankan tugasnya.

"Tentunya hal ini harus diantisipasi, jangan sampai petugas tersebut kelelahan yang dapat berpengaruh dengan kinerjanya," kata Muhidin.

Pada kesempatan itu,  Muhidin juga mempersoalkan banyaknya taksi gelap yang berkeliaran di sekitar bandara Soetta, yang tidak memiliki izin dengan menggunakan plat nomor hitam. Komisi V, kata Muhidin, berharap PT Angkasa Pura II bisa menindak tegas taksi-taksi gelap sebelum bertambah banyak, yang akhirnya akan sulit diberantas. 

 "Masalah lain adalah Komisi V DPR jmenyoroti pesawat yang harus antri sebelum melakukan take off. Penumpang pesawat harus menunggu kurang lebih 15 hingga 25 menit sebelum take off. Tentunya ini membuat penumpang kurang nyaman harus menunggu beberapa saat lamanya. Termasuk juga soal X-Ray yang pada jam-jam sibuk yang beroperasi hanya beberapa saja. Padahal, petugas X-Ray yang lain ada di situ. Kondisi ini tentunya menyebabkan antrian yang panjang sehingga terjadi penumpukan," katanya.

Wakil Ketua Komisi V Mulyadi menambahkan, Komisi V juga mempersoalkan perubahan pintu keberangkatan dan kedatangan yang kerap dilakukan, akan membuat penumpang bingung dan bisa tersesat. Jika penumpang tidak rajin membaca, pasti penumpang tersebut akan memasuki gate yang salah. Saya heran kenapa gate ini bisa berubah-ubah,” katanya.

Masalah lain mengenai ketidaksiapan PT Angkas Pura II dalam mempersiapkan angkutan Lebaran 2012 adalah, pesawat tidak menggunakan garbarata saat menurunkan penumpang dan dipaksa naik bus menuju pintu ke luar. 

Selain itu juga ditemukan masih banyak para penumpang yang duduk di lantai saat menunggu keberangkatan penerbangannya, serta toilet yang kurang dijaga kebersihannya. 

“Rasanya dari tahun ke tahun setiap kita melakukan kunjungan ke sini selalu menghadapi persoalan yang sama, tapi tetap tidak ada perbaikan. Jika kita menginginkan bandara ini sejajar dengan bandara internasional negara tetangga seperti Singapura, tentunya kita harus melakukan perubahan total. IItu harus kita lakukan," kata Mulyadi. 

Menanggapi hal ini, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suroyo Ali Muso,  yang mendampingi kunjungan Komisi V  ke Bandara Soetta mengatakan,  pelayanan kepada masyarakat memang sudah saatnya untuk ditingkatkan karena memang tidak ada perbaikan.

“Saya malu tahun lalu yang ditanyakan Komisi V DPR, sekarang muncul lagi. Saya setuju dan mendukung untuk melakukan perubahan pelayanan dan memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Sudah saatnya harus berubah dan itu harus dimulai dari sekarang," kata Suroyo.

Sementara Wakil Direktur Utama Angkasa Pura II Rinaldo J. Aziz berdalih, kurang adanya perbaikan pelayanan dan fasilitas karena kapasitas Bandara Soetta sudah tidak memadai, baik lalu lintas pesawat, jumlah penumpang dan pasir kendaraan.

"Solusi dari semua itu adalah penyelesaian Terminal 3 yang dapat mengurangi kepadatan Terminal 1 dan Terminal 2. Pada prinsipnya, Bandara Soetta siap mengantisispasi lonjakan penumpang sebelum dan sesudah lebaran. KIta telah membentuk Posko Angkutan lebaran dari H-9 hingga H+7," kata Rinaldo berdalih.