Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Anwar Ibrahim Dilantik sebagai Perdana Menteri Baru Malaysia
Oleh : Redaksi
Kamis | 24-11-2022 | 16:04 WIB
anwar_pm_malaysia_b.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Perdana Menteri baru Malaysia Anwar Ibrahim (tengah, kanan), didampingi istrinya, Wan Azizah Wan Ismail (tengah, kiri), diambil sumpahnya dalam upacara pelantikan di Istana Nasional, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (24/11/2022). (Foto: AFP)

BATAMTODAY.COM, Kualalumpur - Datuk Seri Anwar Ibrahim resmi dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia setelah mengucapkan sumpah di Istana Negara, Kamis (24/11/2022).

Dilansir The Star, Anwar Ibrahim mengucapkan sumpah di depan Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al- Mustafa Billah Shah.

"Saya, Anwar Ibrahim, setelah ditunjuk untuk menjabat sebagai Perdana Menteri, bersumpah dengan sungguh-sungguh bahwa saya akan dengan jujur memenuhi tugas itu dengan segala upaya saya dan bahwa saya akan mengabdikan kesetiaan saya yang sebenarnya kepada Malaysia," kata pria berusia 75 tahun itu dalam pakaian tradisional Malaysia.

Pelantikan ini merupakan akhir 'drama' pemilu Malaysia yang menyedot perhatian publik beberapa hari terakhir.

Adapun, Gabungan Parti Sarawak (GPS) siap menjadi bagian dari pemerintah persatuan sesuai dengan keputusan Yang di-Pertuan Agong, kata Perdana Menteri Sarawak Tan Sri Abang Johari Tun Openg.

Namun, dia mengatakan terserah kepada Perdana Menteri baru untuk membentuk pemerintahan.

Sebelumnya meski sudah melakukan pemilu sejak Sabtu, PM Malaysia tak kunjung ditentukan. Ini terkait tak ada partai yang memenangkan mayoritas suara parlemen.

Partai Anwar Ibrahin, Pakatan Harapan, mengumpulkan jumlah kursi tertinggi dengan 82. Ini diikuti oleh partai lain, yakni Perikatan (73), Barisan Nasional (30), Gabungan Parti Sarawak (23), Gabungan Rakyat Sabah (enam), Warisan (tiga), Parti Bangsa Malaysia dan Parti Kesejahteraan Demokratik Masyarakat masing-masing satu kursi.

Ada dua suara independen yang lolos. Untuk membentuk pemerintah, partai perlu mayoritas 112 kursi di parlemen dari total 222 kursi yang ada.

Raja Malaysia pun akhirnya 'turun gunung' dengan mengumpulkan para penguasa untuk membahas hal tersebut sebelum memutuskan Anwar Ibrahim untuk dilantik sebagai Perdana Menteri ke-10 Malaysia.

Tiga Kali Dibui
Sebelumnya akhirnya ditunjuk menjadi perdana menteri Malaysia pada Kamis (24/11/2022), Anwar Ibrahim merupakan tokoh reformasi di Malaysia. Bahkan ia sempat dibui tiga kali di tengah perjuangannya menegakkan reformasi di Malaysia.

Pemimpin koalisi partai Pakatan Harapan (PH) itu menjadi orang nomor satu di Malaysia setelah perjalanan panjang dan berbagai drama dalam karier politiknya.

Sebelum ditetapkan menjadi PM saja, Anwar harus melakoni drama karena tak ada pemenang mutlak dalam pemilu akhir pekan lalu.

Ia dan rival terberatnya dalam pemilu, Muhyiddin Yassin, pun sempat saling klaim kemenangan.

Namun, Raja Malaysia, Al-Sultan Abdullah, akhirnya mengakhiri drama itu dengan menunjuk Anwar menjadi PM yang baru pada Kamis (24/11/2022).

Nama Anwar keluar sebagai pemenang setelah Raja berkonsultasi dengan sultan dari sembilan negara bagian dalam rapat darurat hari ini.

Dengan penunjukan ini, drama panjang Anwar menuju kursi PM berakhir sudah.

Kehidupan politik Anwar memang tak jauh dari drama. Semuanya bermula ketika ketika tokoh kelahiran 10 Agustus 1947 itu aktif memimpin gerakan siswa Islam di Malaysia pada medio 1960 hingga 1970-an.

Sebagai aktivis yang lantang menyuarakan reformasi, Anwar pertama kali merasakan dingin lantai bui pada 1974.

Kala itu, ia ditangkap di bawah Undang-undang Keamanan Internal (ISA) karena menggelar unjuk rasa menentang kemiskinan dan kelaparan di daerah pinggiran.

Berlandaskan aturan tersebut, Anwar dijebloskan ke penjara selama 20 bulan tanpa perlu menjalani proses peradilan.

Sebagaimana dilansir Al Jazeera, saat itu lah Anwar menarik perhatian Mahathir Mohamad, yang di kemudian hari naik takhta menjadi PM Malaysia pada 1981.

Setelah keluar dari hotel prodeo, Anwar mengejutkan para rekan perjuangannya ketika memutuskan untuk bergabung dengan partai berkuasa, UMNO, di bawah pimpinan Mahathir.

Editor: Surya