Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jelang Lebaran

Komisi VI DPR Nilai Harga Kebutuhan Pokok Masih Stabil
Oleh : surya
Kamis | 09-08-2012 | 08:12 WIB
airlangga_hartarto.jpeg Honda-Batam

Ketua Komisi VI Airlangga Hartanto

JAKARTA, batamtoday - Komisi VI DPR menilai kenaikan harga kebutuhan pokok strategis menjelang Lebaran cenderung  wajar sekitar  sebesar 20-30 persen. Tidak ada kenaikan kebutuhan pokok yang melonjak dan harga  relatif stabil sehingga tidak akan memberatkan masyarakat.



"Kunjungan kita ke Pasar Kramatjati dan Pasar Anyar di Bogor bertujuan untuk melihat harga kebutuhan pokok di pasar induk tersebut, karena selama ini seringkali harga kebutuhan pokok strategis mengalami kenaikan yang tajam," kata Airlangga Hartanto, Ketua Komisi VI DPR kemarin. 

Menurutnya Airlangga, seluruh harga kebutuhan pokok selatif stabil  seperti daging ayam mengalami kenaikan Rp 2 ribu dari Rp 28 ribu dan menjadi Rp 30 ribu. "Harga antara Jakarta dan Bogor tidak banyak perbedaannya. Demikian juga harga telur, kedelai, tahu  dan tempe memang ada kenaikan tetapi tidak tajam. Artinya semua harga kebutuhan pokok dapat dikendalikan dan stok aman," katanya. 

Untuk harga sayur mayur, kata Airlangga, seperti cabai, bawang, kentang juga tidak melonjak tajam kenaikannya. Hal itu karena suplai dari dalam negeri membanjiri pasar domestik atau dalam negeri, dibanding tahun lalu yang sebagian besar diimpor dari China.

Ketua Komisi VI ini berharap pemerintah harus meningkatkan kepeduliannya terhadap perkonomian rakyat dengan mengendalikan harga kebutuhan pokok agar tidak menimbulkan inflasi di dalam negeri.

"Distribusi sembako di pasaran itu tugas pemerintah karenanya  harus melakukan pengamanan sembako yang utama beras, gula, minyak goreng dan kedelai," katanya. 

Airlangga mengatakan,  harga komoditi yang perlu diatur adalah beras karena menyangkut hajat hidup orang banyak, sementara untuk harga lainnya bisa dilepas ke pasar. Karena itu, untuk mengendalikan harga beras agar tidak terus mengalami kenaikan akibat permainan tengkulak, pemerintah harus memfungsikan kembalikan peran Bulog sebagai penyangga kebutuhan pokok. 

"Sedangkan untuk kedelai seharusnya disubsidi pemerintah karena menyangkut ekonomi rakyat. Bulog juga bisa berperan dengan mengantisipasi kenaikan harganya, karena adanya perbedaan musim antara Amerika dengan Indonesia sehingga menyebabkan harga kedelai meningkat," katanya.

Sementara itu dalam sidak Pasar Palmerah Jakarta Selatan dan Pasar Anyar Tangerang, Wakil Ketua Komisi VI Aria Bima juga mengatakan, harga kebutuhan secara keseluruhan juga cenderung stabil. 

“Kebutuhan pokok seperti beras, daging, sayur, gula, minyak goreng dan bahan-bahan yang lainnya itu secara keseluruhan relatif stabil, stok cukup.  Sampai hari ini di tingkat suplainya tidak mengkhawatirkan, lonjakan harga juga masih dalam batas-batas yang normal,” kata Aria Bima. 

Aria Bima mengatakan, sekarang ini yang mengeluh atas kenaikan harga kebutuhan pokok ini bukan masyarakat, tetapi para pedagang. Sebab, daya beli masyarakat menjelang Lebaran justru menurun drastis sehingga para pedagang tidak bisa menaikkan harga semaunya karena pembelinya terbatas.

“Pembeli sekarang ini turun rata-rata 25 persen, karena karena factor kebutuhan lain seperti sandang atau mungkin masalah kebutuhan sekolah. Saya kira ini sidak pertama sebelum H-10 sebelum lebaran,” katanya.