Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kurangi Ketergantungan terhadap Pemda

KPU Rekomendasikan Pemilu Secara Serentak
Oleh : miol/si
Sabtu | 04-08-2012 | 14:38 WIB

JAKARTA, batamtoday - Pemilu serentak dinilai bisa mengurangi ketergantungan penyelenggara pemilu di daerah terhadap pemerintah lokal. Pasalnya, petugas penyelenggara pemilu di daerah merupakan representasi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).


"Artinya kalau dilangsungkan serentak, kemungkinan kepala daerah petahana menekan petugas KPUD lebih kecil," kata Komisioner KPU Ida Budhiati di Jakarta kemarin.

Ia menyebutkan, di samping menekan anggaran, pelaksanaan pemilu serentak ini bisa menjadi solusi bagi pendanaan pemilu kada. Selama ini, banyak kepala daerah enggan mengalokasikan APBD-nya untuk penyelenggaraan pemilu kada.

"Alasan anggaran menjadi daya tawar bagi kepala daerah petahana menekan penyelenggara pemilu kada. Dengan pemilu serentak, anggarannya kemungkinan dari APBN," ungkapnya.

Sebelumnya, pemerintah mempertimbangkan untuk menyatukan proses Pemilu Kada dengan pemilu nasional dalam satu waktu. Langkah ini dilakukan untuk mengefisiensikan proses elektoral demokrasi di Indonesia.

Nantinya, Pemilu Gubernur dan Walikota/Bupati digabung waktu pelaksanaannya dengan Pemilu Presiden. Sementara Pemilu Legislatif digabung bersamaan waktunya dengan Pemilu DPRD tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

"Dengan demikian di seluruh Indonesia hanya ada dua kali pemilu serentak dalam lima tahun," ungkap Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri Djohermansyah Djohan.

Lebih lanjut Ida menambahkan, pemilu eksekutif serentak membuat jumlah petugas yang direkrut menjadi lebih sedikit. Karena itu penyelenggaraan akan jauh lebih sederhana dari pemilu legislatif. "Penghitungannya sederhana, tidak seberat sistem pemilu legislatif," ujarnya.

Selain itu, pemilu serentak bisa membuat pemerintah bekerja secara efektif sehingga masyarakat bisa merasakan dampak pemilu kada, meningkatkan akuntabilitas dan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan.

"Sebab terlalu sering pemilu kada, masyarakat juga bosan. Sikap apatis masyarakat muncul karena tidak ada hubungan antara pemilu kada dan kesejahteraan," paparnya.