Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penderita Kanker Nasofaring Butuh Bantuan

Kalau Kambuh Seperti Disayat Pisau
Oleh : Roni Ginting/Dodo
Jum'at | 27-07-2012 | 16:58 WIB

BATAM, batamtoday - Zainun Arifin Nasution (37) harus menanggung beban yang sangat berat. Kanker Nasofaring stadium 3 di saluran pernafasannya semakin lama semakin membesar, bahkan telah menutupi bagian lehernya. Berbagai upaya pengobatan telah ditempuh, namun belum juga sembuh.


Di atas tempat tidur yang berada di ruang tengah rumah yang belum di plester tersebut, terlihat tubuhnya sudah sangat kurus. Sedangkan benjolan di lehernya sudah sangat besar hingga menutupi leher hingga ke dada.

Dengan nada suara yang sedikit tegas, dia mengisahkan awal timbulnya penyakit yang terus menggerogoti tubuhnya. Berawal pada bulan September tahun 2010 lalu, saat pulang dari mudik, dia merasakan gejala masuk angin. Saat diraba terasa benjolan selayaknya orang masuk angin.

"Akhir 2010, benjolan tadi ternyata tumbuh sebesar kelereng," kisahnya.

Karena desakan dari keluarga dan teman-temannya, awal 2011 Zainun periksa ke RS Budi Kemuliaan di bagian spesialis bedah, dan dokter mendiagnosa kalau benjolan tersebut adalah kelenjar getah bening.

"Saat itu dokter memberikan obat untuk sebulan agar kelenjar getah bening, katanya kalau jinak diobati pasti mati," ujar Zainun.

Setelah mengkonsumsi obat tersebut, penyakit yang dideritanya bukannya sembuh, dan malah semakin parah, benjolan semakin membesar. Dia konsultasi lagi, dokter mengatakan harus dioperasi.

"Dokter masih mengatakan kalau itu TBC kelenjar getah bening harus diangkat. Karena sudah sangat sakit karena makin membesar. Dengan dukungan dari kawan-kawan, dilakukan operasi februari 2011. Ternyata yang diangkat hanya satu untuk diteliti dulu," ujar satpam di Sekolah di Permata Harapan itu.

Tiga bulan setelah dioperasi, kata Zainun, benjolan tersebut malah semakin membesar. Telinganya berdegung, darah keluar dari hidung dan mulut.

Selanjutnya dilakukan CT Scan di RS Awal Bross, hasilnya ada kanker di balik hidung, kanker Nasofaring, di saluran pernafasan. Pengaruhnya hidung tersumbat, merangsang pertumbuhan getah bening di kiri dan kanan.

"Alihkan ke spesialis THT ibu Rini, mengatakan ada kanker dalam saluran pernafasan kecil-kecil tapi banyak. Dilakukan Biopsi, diambil potongan kecil dari kanker tersebut untuk dikirim ke Surabaya dengan biaya sendiri sebesar Rp300 ribu," terangnya.

Hasilnya sangat mencengangkan karena dia menderita menderita kanker stadium 3. Diberikan rujukan ke RS Adam Malik dan Dr Pringadi Medan. Dia sangat sedih karena kena kanker ganas. Harus dikemoterapi 9 sesi. Biaya Rp55 juta ditambah untuk perawatan selama 6 bulan, total ratusan juta.

"Jangankan uang Rp100 juta, uang Rp5 juta aja tidak ada saat itu," kenangnya.

Karena tidak kunjung sembuh, sejak tanggal 4 Mei 2011 hingga sekarang dia menjalani pengobatan alternatif. Telinga dan hidung normal kembali.

"Setelah diobati di leher naik turun bengkaknya. Sering serasa sakit seperti disayat-sayat pisau," kata bapak dua anak yang masih duduk di bangku SMP tersebut.

Kalau sekarang ini, lanjutnya, untuk berobat hanya dari bantuan teman-teman. Sekarang masih butuh banyak dana untuk berobat. Sedangkan istrinya hanya sebagai cleaning service di STC Mall untuk menghidupi keluarga mereka.

"Maunya berobat di Sukabumi sistem totok dengan biaya Rp50 juta selama tiga bulan. Butuh bantuan dana dari donatur yang tergerak hatinya," harap Zainun.