Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Alami Gangguan Jiwa, Imigran Afghanistan Dikirim ke RSJ Grogol
Oleh : Charles/Dodo
Selasa | 24-07-2012 | 19:00 WIB
Kepala-Rudenim-Pusat-di-Tan.gif Honda-Batam
Kepala Rudenim Tanjungpinang, Yunus Junaed.

TANJUNGPINANG, batamtoday - Diduga mengalami depresi, Sayed Jwad, imigran asal Afghanistan yang status suakanya ditolak UNHCR akan dikirim ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol, Jakarta Barat, Selasa (24/7/2012).


Pemindahan Sayed ini dilakukan Rudenim Tanjungpinang berkoordinasi dengan UNHCR dan diberangkatkan sekitar sekitar pukul 07.00 WIB dari Bandara RHF Tanjungpinang menuju Jakarta.

Kepala Rudenim Tanjungpinang, Yunus Junaed mengatakan pemindahan dan evakuasi terhadap Sayed Jwad setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis kejiwaan yang didatangkan.

"Jadi dari hasil pemeriksaan dan analisis psikologis yang dilakukan, disimpulkan imigran tersebut mengalami penyakit jiwa, hingga harus dipindah dan dievakuasi ke rumah sakit," sebutnya.

Sebelum dievakuasi, Yunus Junaid juga mengakui kalau sebelumnya Sayed diketahui telah beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri dengan cara menyilet nadi dan menyetrum tubuhnya sendiri, hingga terpaksa beberapa kali dirawat di rumah sakit umum.

"Jadi memang korban ini sudah beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri dengan melukai badanya sendiri, dan terpaksa dirawat di Rumah sakit," ujarnya.
   
Tragisnya, setelah sampai di Jakarta dan dievakuasi ke Rumah Sakit Jiwa Grogol, pihak Imigrasi Jakarta Barat sempat menolak melakukan evakuasi kiriman Rudenim Tanjungpinang, hingga anggota Rudenim yang mengantar Sated sempat terlantar di kawasan Jakarta barat.

Manula dan Anak-Anak Imigran akan Dibawa Rekreasi

Guna menghindari jenuh dan depresi yang semakin banyak dialami imigran di Rudenim, pihak Rudenim bekerja sama dengan UNHCR dan IOM akan mengeluarkan dan membawa puluhan imigran lanjut usia dan anak-anak asal Afghanistan berekreasi.

"Rencana membawa rekreasi puluhan orang tua berumur 60 ke atas dan anak-anak imigran Afghanistan yang ditampung disini, sedang disusun IOM dan UNHCR, hingga mereka tidak jenuh selalu berada di dalam Rudenim," ujar Junaed.

Pemicu lari dan nekatnya imigran melarikan diri, tambah Yunus Junaed, disebabkan oleh kejenuhan dan depresi yang dialami, akibat tidak jelasnya status masing-masing pengungsi kendati sudah hampir 2 tahun berada di Rudenim.

"Selain itu, personil Rudenim yang melakukan penjagaan, saat ini tidak sesuai dengan jumlah imigran yang ditampung, dimana jumlah penjagaan hanya 10 orang personil, sementara jumlah imigran yang ada di Rudenim mencapai 341 orang," sebutnya.

Selain itu, fasilitas pendukung berupa konstruksi bangunan Rudenim yang tidak sepetri penjara, dan memiliki pagar beton tinggi semakin memudahkan bagi imigran untuk kabur dan melarikan diri.