Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kusta Ternyata Bisa Sembuh dan Dicegah
Oleh : Redaksi/Inilah.com
Sabtu | 21-07-2012 | 11:40 WIB

BATAM, batamtoday - Sampai saat ini penyakit kusta masih ditakuti sebagian besar masyarakat. Keadaan ini terjadi karena pengetahuan kurang dan pengertian salah.


Padahal berkat kemajuan teknologi pengobatan dan pemanfatan teknologi komunikasi mutakhir seharusnya penyakit kusta sudah dapat diatasi dan tidak menjadi masalah kesehatan di Indonesia.

Penyakit kusta atau lepra (leprosy) atau disebut juga Morbus Hansen, adalah sebuah penyakit infeksi menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae.

Indonesia dikenal sebagai satu dari tiga negara yang paling banyak memiliki penderita kusta. Dua negara lainnya adalah India dan Brazil.

Bakteri Mycobacterium leprae ditemukan oleh seorang ahli fisika Norwegia bernama Gerhard Armauer Hansen, pada tahun 1873 lalu. Umumnya penyakit kusta terdapat di negara yang sedang berkembang, dan sebagian besar penderitanya adalah dari golongan ekonomi lemah.

Lantas, bagaimana penyakit ini menggerogoti tubuh hingga menyebabkan kecacatan?

Ketika seseorang terinfeksi dengan bakteri yang menyebabkan lepra (Mycobacterium leprae), bakteri mulai berkembang biak dalam tubuh. Setelah tiga sampai lima tahun, gejala lepra atau kusta biasanya akan dimulai. Periode antara terinfeksi dan gejala awal disebut sebagai masa inkubasi lepra.

Masa inkubasi biasanya antara tiga hingga lima tahun, namun pada beberapa kasus dapat berkisar dari enam bulan sampai beberapa dekade.

Lepra biasanya mempengaruhi saraf kulit dan perifer, sehingga pengobatan gejala lepra apabila ditemukan merupakan hal yang penting untuk segera dilakukan. Namun, setelah seseorang mulai mengalami gejala, mereka dapat berkisar dalam jenis dan tingkat keparahan yang berbeda.

Gejala dan pencegahannya

Tanda-tanda yang menunjukkan telah terjadi kerusakan saraf berupa nyeri saraf atau luka yang tidak sakit, lepuh kulit, sukarnya melakukan aktivitas sehari-hari seperti memasang kancing baju, memegang pulpen, atau mengambil benda kecil, kesukaran berjalan, dan kesukaran menutup mata dengan rapat.

Ada dua jenis cacat kusta yaitu, cacat yang disebabkan langsung oleh aktivitas penyakit (cacat primer) seperti mati rasa, kelemahan otot-otot, kulit kering/pecah-pecah dan cacat yang terjadi akibat cacat primer (cacat sekunder) seperti buta, mutilasi, kekakuan/kontraktur. Pencegahan cacat kusta jauh lebih baik dan lebih ekonomis daripada penanggulangannya.

Pencegahan cacat kusta dapat dilakukan oleh penderita yang belum cacat agar tidak menjadi cacat maupun oleh penderita yang sudah cacat agar kecacatan yang telah ada tidak bertambah parah.

Pada penderita yang belum cacat upaya yang dapat dilakukan adalah segera memeriksakan diri bila mencurigai adanya gejala-gejala kusta sehingga penyakitnya segera diketahui dan pengobatan dapat dimulai dengan cepat, tepat dan teratur, mengenali dan waspada adanya gejala kelainan kulit yang sudah ada bertambah luas, aktif, disertai saraf yang membesar dan nyeri (reaksi kusta), segera berobat bila menemukan gejala reaksi kusta.

Pada penderita yang sudah cacat upaya sederhana yang dapat dilakukan pasien adalah melakukan perawatan diri, proteksi tangan dan kaki, dan latihan fisioterapi.

Bila mengalami gangguan sensibilitas/mati rasa, cegah luka pada tangan dan kaki dari benda yang panas, kasar ataupun tajam dengan memakai sarung tangan tebal dan alas kaki.

Seringlah periksa dengan teliti adanya luka atau lecet yang sekecil apapun pada tangan dan kaki lalu rawat dan istirahatkan sampai sembuh.

Bila mengalami kelemahan otot (tidak dapat menutup mata dengan rapat, tangan dan kaki lunglai) cegah kerusakan mata dari kekeringan/angin, debu dan serangga dengan memakai kacamata, sering berkedip dan pejamkan mata dengan kuat, sering mencuci/membasahi mata dengan air bersih.

Waktu istirahat tutup mata dengan sepotong kain basah, sering bercermin apakah ada kemerahan atau benda yang masuk ke mata, cegah terjadinya luka dengan selalu memakai sepatu supaya jari-jari tidak terseret, angkat lutut lebih tinggi waktu berjalan, cegah terjadinya kekakuan sendi dengan latihan fisioterapi pada otot yang mengalami kelumpuhan sehingga terjadi pemulihan kekuatan otot.

Bila mengalami kulit kering dan pecah-pecah akan mudah terjadi luka-luka kecil yang kemudian terinfeksi, cegah kekeringan dengan cara rendam selama 20 menit setiap hari dalam air dingin kemudian langsung mengoleksi dengan minyak untuk menjaga kelembaban kulit.

Jadi jangan panik dan takut berlebihan terhadap penyakit kusta. Dengan mengenali gejala-gejala kusta kita dapat segera meminta pertolongan petugas medis untuk pemeriksaan lebih lanjut dan mendapatkan pengobatan sehingga dapat mencegah kecacatan yang mungkin dapat ditimbulkan.