Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pakar Ungkap China Manfaatkan Isu Ukraina untuk Perkuat Klaim di Laut China Selatan
Oleh : Redaksi
Rabu | 16-03-2022 | 09:20 WIB
A-KAPAL-COST-GUARD-CINA_jpg2.jpg Honda-Batam
Kapal Penjaga Pantai China di Laut China Selatan. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Sejumlah pakar meyakini China berusaha memanfaatkan momentum invasi Rusia ke Ukraina untuk memantapkan klaimnya atas Laut China Selatan.

Hal itu diperkuat dengan insiden jatuhnya pesawat patroli militer Y-8 milik Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) di lepas pantai Vietnam, Laut China Selatan pada 1 Maret lalu.

Otoritas Taiwan yang meyakini pesawat tersebut milik China menyebut Beijing tengah aktif melakukan latihan militer di kawasan Laut China Selatan.

Sesaat setelah pesawat tersebut jatuh, China meluncurkan operasi pencarian hingga 2 Maret.

Namun Administrasi Keselamatan Maritim Hainan mengumumkan, operasi tersebut merupakan latihan militer. Adapun wilayah latihan militer tersebut diyakini juga sampai ke Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Vietnam di antara Dong Hoi dan Dong Ha.

Latihan militer tersebut dikatakan berlangsung mulai 4 hingga 15 Maret, seperti dimuat defensenews.com.

Menanggapi hal tersebut, peneliti dari S. Rajaratnam School of International Studis (RSIS), Collin Koh Swee Lea menyebut latihan militer yang dilakukan Beijing digunakan untuk memperkuat klaimnya di Laut China Selatan, khususnya ketika dunia fokus terhadap konflik Rusia dan Ukraina.

"(Latihan militer) itu juga muncul di tengah pengumuman peningkatan anggaran pertahanan," ujarnya kepada VnExpress.

Pendapat senada juga disampaikan oleh Peter Layton dari Griffth Asia Institute di Australia. Ia menilai, latihan militer yang dilakukan China merupakan rencana jangka panjang Beijing untuk merebut kawasan Laut China Selatan secara bertahap.

Layton juga menggarisbawahi peningkatan kekuatan laut China hingga 80 persen.

"Ini adalah apa yang dilakukan China pada 2020, ketika banyak negara fokus pada Covid. (Beijing) melakukan banyak aktivitas atas klaimnya di Laut China Selatan," demikian dosen Ho Chi Minh City University of Law, Hoang Viet.

Sumber: RMOL
Editor: Dardani