Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Fenomena Jokowi-Ahok

PKS Minta Kampus Gantikan Peran Lembaga Survei
Oleh : surya
Selasa | 17-07-2012 | 20:00 WIB
al-muzzammil-yusuf.jpg Honda-Batam

Wakil Ketua Fraksi PKS di DPR RI, Almuzzammil Yusuf

JAKARTA, batamtoday - Wakil Ketua Fraksi PKS di DPR RI, Almuzzammil Yusuf menilai kampus harus menggantikan peran lembaga survei, karena dianggap tidak kredibel dan lebih banyak membohongi publik.


Hasil Pilkada DKI yang memenangkan pasangan Joko Widodo-Basuki Cahaya Purnama (Jokowi-Ahok) yang didukung Partai Gerindra dan PDIP membuktikan bahwa lembaga survei itu partisan dan lebih kuat orientasi bisnisnya daripada menjaga kuat idealisme keilmuan survei. 

“Pilkada DKI ini telah membuktikan kepada kita beberapa lembaga survei ternama diduga melakukan manipulasi hasil survei untuk menggiring opini publik agar mendukung kandidat tertentu," kata Muzzammil di Jakarta, Selasa (17/7/2012).

Menurut Muzzammil, seharusnya lembaga survei memotret realitas sosial yang sebenarnya bukan memanipulasi hasil survei untuk kepentingan kandidat tertentu. Hal ini terjadi, katanya, karena orientasi bisnis lembaga survei lebih kuat dibandingkan orientasi keilmuan yang mensyaratkan kejujuran dan menjaga kredibilitas keilmuan.

“Dalam kaidah keilmuan jika ada kesalahan bisa ditolerir. Tapi jika tidak jujur, memanipulasi hasil survei untuk menggiring opini publik, ini merupakan kebohongan publik yang harus dihentikan.” Jelasnya

Jika ini terus terjadi, kata Muzzammil, lembaga survei sedang menggali kuburnya sendiri. Publik menjadi tidak peduli dan tidak percaya kepada mereka. Lembaga survei ini telah bergeser perannya dari produk ilmiah menjadi produk politik partisan.

“Jika sudah tidak dipercaya publik, lembaga survei tersebut tidak akan dapat order lagi," ujarnya. 

Lebih berbahaya lagi, menurutnya jika ketidakpercayaan publik terhadap perilaku lembaga survei yang demikian berdampak kepada ketidakpercayaan publik terhadap metode atau keilmuan survei.

“Padahal metode survei ini jika dilakukan dengan benar akan memberikan hasil yang obyektif, memotret realitas pilihan publik yang sebenarnya. Survei yang kredibel hasilnya tidak akan jauh berbeda dengan hasil perolehan suara pilkada. ” Paparnya.

Untuk itu, Muzzammil berharap perguruan tinggi yang memiliki idealisme keilmuan untuk mengambil alih peran lembaga survei agar kepercayaan publik kembali pulih kepada keilmuan survei. 

“Kita ingin muncul lembaga survei dari kampus yang menjunjung tinggi idealisme keilmuan lebih kuat daripada kepentingan bisnis. Sehingga keilmuan survei tidak disalahgunakan oleh orang-orang yang berpandangan pragmatis.”jelasnya

Muzzammil berharap lembaga survei turut menjaga dan mendukung atmosfir demokrasi yang mendidik dan sehat dengan menyampaikan hasil survei yang sebenarnya.