Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jawa Bali Alami Tren Penurunan Kasus Signifikan, Luar Jawa Bali Masih Naik
Oleh : Redaksi
Minggu | 27-02-2022 | 18:32 WIB
COVIID-19b32.jpg Honda-Batam
Ilustrasi (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, perkembangan gelombang varian Omicron di Indonesia terus menunjukan tanda-tanda perbaikan. Di Jawa dan Bali, kasus menunjukan tren penurunan yang signifikan.

"Secara khusus, seluruh provinsi di Jawa Bali juga sudah menunjukan tren penurunan kasus yang sangat signifikan," kata Luhut saat konferensi pers usai rapat terbatas evaluasi PPKM bersama Presiden, Minggu (27/2/2022).

Namun, Provinsi Jawa Tengah dan DIY masih mengalami peningkatan kasus. Kedua provinsi ini diprediksi akan segera mengalami penurunan kasus dalam beberapa waktu ke depan.

Pada tingkat nasional, pemerintah juga mencatat adanya tren penurunan kasus harian. Selain itu, tingkat rawat inap rumah sakit juga menunjukan tanda-tanda perlambatan dan kasus kematian berada pada level yang rendah, yakni di bawah varian Delta.

Pemerintah juga mencatat terjadinya penurunan rawat inap rumah sakit di Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Bali. Sedangkan Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur sudah mengalami perlambatan kenaikan tingkat rawap inap.

"Tingkat kematian dalam tujuh hari terakhir di seluruh provinsi Jawa Bali juga masih lebih rendah dari varian Delta yang lalu," tambah Luhut.

Sementara, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, kasus konfirmasi harian di luar Jawa dan Bali terpantau masih mengalami kenaikan. Penambahan kasus di luar Jawa dan Bali saat ini berkontribusi 31,7 persen dari kasus nasional atau 183.448.

Di luar Jawa Bali angka reproduksi kasus efektif yang masih tinggi adalah di Sulawesi 1,19. Disusul di Sumatra 1,17 dan Kalimantan 1,17.

"Dan tentunya kasus konfirmasi harian di luar Jawa-Bali masih mengalami kenaikan," kata Airlangga.

Pemerintah pun terus melakukan monitoring berbagai upaya yang dilakukan guna mencegah kenaikan kasus yang lebih tinggi. Sementara itu, rata-rata keterisian tempat tidur rumah sakit atau BOR di luar Jawa Bali sebesar 30 persen, masih di bawah angka nasional yang sebesar 36 persen.

"Perkembangan BOR di rumah sakit di Sumatera Utara dengan kasus aktif sebesar 23.563 BOR masih 35 persen dengan konversi 20 persen, Kaltim kasus aktifnya 19.573 BOR-nya 41 persen (dan) konversi 24 persen, Sulsel kasus aktif 18.954 BOR-nya 29 persen dan konversinya 23 persen," papar Airlangga.

Pemerintah pun memperkirakan sejumlah provinsi yang masih akan mengalami kenaikan kasus yakni Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Lampung, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, dan juga Riau. Namun, angka perawatan rumah sakit di daerah tersebut masih di bawah saat gelombang Delta.

"Kemudian beberapa provinsi yang melewati puncak kasus Delta, namun juga puncaknya kelihatan terjadi penurunan yaitu Papua, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Sumatera Selatan," ujar dia.

Editor: Surya