Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Minyak Goreng Dijual di Atas HET, Ombudsman Kepri: Desperindag Batam Tak Pernah Kontrol Harga
Oleh : Pascalis RH
Rabu | 23-02-2022 | 09:52 WIB
kepala_ombudsman-kepri-0011.jpg Honda-Batam
Kepala Ombudsman Perwakilan Kepri, Lagat Parroha Patar Siadari. (Pascalis/BTD)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ombudsman Perwakilan Kepri menemukan para pedagang di Kota Batam masih menjual minyak goreng di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Temuan tingginya harga minyak goreng di pasaran Batam, diungkap Kepala Ombudsman Perwakilan Kepri, Lagat Parroha Patar Siadari, dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Selasa (22/2/2022).

Dari hasil pantauan di pasaran, kata Lagat, perbedaan harga minyak goreng cukup signifikan, yakni dari harga HET Rp 14 ribu menjadi Rp 18 ribu per liter. Padahal sebagian besar pedagang dan pengusaha telah mengetahui ketetapan pemerintah terkait penerapan HET minyak goreng premium.

"Temuan kami di lapangan, masih ada yang menjual minyak goreng di atas HET, harganya sampai Rp 37-38 ribu per 2 liter. Bedanya cukup signifikan," kata Lagat.

Tidak hanya soal harga, Ombudsman juga menemukan adanya pembatasan penjualan minyak goreng di toko dan pasar modern, maksimal 2 liter.

Dengan kondisi seperti ini, kata Lagat lagi, ternyata Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Desperindag) Kota Batam belum pernah turun ke lapangan untuk meninjau dan melakukan pengawasan sekaligus mengontrol harga.

"Desperindag tidak pernah turun ke lapangan untuk meninjau dan melakukan pengawasan sekaligus mengontrol harga. Informasi itu kami dapatkan dari sejumlah pedagang dan pengusaha saat Ombudsman Kepri melakukan pengecekan di sejumlah pasar dan supermarket," tambah Lagat.

Ombudsman Kepri juga tak menemukan adanya peredaran minyak goreng curah. Di mana harga minyak goreng curah ini wajib dijual Rp 11.500 per liter. Namun, ternyata di pasaran minyak goreng ini nihil, yang ada hanya untuk kemasan premium dan bantal.

"Mungkin karena marginnya kecil, maka minyak goreng curah ini tak ada. Saat kami bertanya ke para pengusaha, berapa modal minyak goreng, mereka jawabnya Rp 13 ribu per liter," ungkapnya.

Lagat pun menjelaskan, untuk persediaan minyak goreng di Kota Batam masih aman. Berbeda dengan di daerah lain yang sempat terjadi kelangkaan.

"Untuk stok di Batam masih terpenuhi. Di beberapa retail modern juga adanya pembatasaan pembelian. Dan menurut saya itu tak masalah, karena bisa mengontrol ketersediaan stok," tandasnya.

Lagat pun meminta agar masyarakat tak perlu panik terhadap ketersediaan minyak goreng, karena sampai saat ini stok masih aman. Ia juga berharap agar Disperindag lebih aktif melakukan pemantauan, tak hanya masalah stok tapi juga harga di pasar.

"Kalau ada toko atau pasar modern yang menjual di atas HET, Disperindag bisa meninjau izin usahanya. Kami juga akan kembali berkoordinasi dengan Disperindag," pungkasnya.

Editor: Surya