Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penunjukkan Teguh Santosa sebagai Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara Diapresiasi Sekjen OCIFPGPP
Oleh : Redaksi
Sabtu | 19-02-2022 | 17:04 WIB
A-KETUA-BARU-KORUT-RI1.jpg Honda-Batam
Dari kiri ke kanan: Ketua Umum PPIK Teguh Santosa, Rektor UBK DR. Didik Suhariyanto, Dubes Korea Utara An Kwang Il, dan Ketua Dewan Pembina PPIK Ristiyanto. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ucapan selamat dan apresiasi datang dari Sekjen OCIFPGPP, Pak Kyong Il, atas terpilihnya Teguh Santosa sebagai Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia dan Korea Utara (PPIK)

Dalam suratnya, Pak Kyong Gil menyampaikan terima kasihnya kepada Teguh Santosa dan seluruh anggota organisasi atas terselenggaranya kegiatan e-seminar dan pameran foto virtual untuk mengenang 80 tahun Kim Jong Il, salah seorang tokoh penting Korea Utara yang adalah ayah dari pemimpin Korea Utara saat ini Kim Jong Un, yang berlangsung pada 14 Februari lalu.

"Saya sangat menghargai Anda dan semua anggota PPIK atas semua dedikasinya sehingga terlaksana kegiatan-kegiatan yang memungkinkan terjalinnya kerja sama internasional, dalam rangka memeriahkan the Day of the Shining Star di tahun ini yang akhirnya membuahkan hasil yang luar biasa," isi surat tersebut.

Pak Kyong Gil mengakui bahwa ia dan Ketua Bersama OCIFPGPP Peter Woods dan Damian Ogbonna, serta semua anggota inti lainnya, dengan suara bulat mengakui dan memuji kerja keras dan profesional dari Teguh Santosa serta tim, yang menyelenggarakan perayaan Februari di tengah pandemi.

BACA JUGA: Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara Punya Ketua Umum Baru

"Kami yakin, Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara akan terus memainkan perannya dalam kegiatan regional dan internasional di masa depan di bawah kepemimpinan Anda sebagai ketuanya. Sekali lagi, saya ingin mengucapkan selamat kepada Anda atas terpilihnya Anda sebagai Ketua PPIK," katanya.

PPIK didirikan Rachmawati Soekarnoputri pada tahun 2001, setelah kunjungan ke Pyongyang setahun sebelumnya. Adalah putri Bung Karno itu yang "menghidupkan" kembali hubungan kedua negara setelah era Orde Baru.

Sumber: RMOL
Editor: Dardani