Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hilirisasi Industri Upaya Mengurangi Ekspor Raw Material
Oleh : Putra Gema Pamungkas
Rabu | 26-01-2022 | 09:20 WIB
A-ANSAR-RAW-MATERIAL.jpg Honda-Batam
Gubernur Kepri H. Ansar Ahmad saat pelepasan ekspor perdana smelter grade alumina produksi PT BAI Bintan. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Presiden Jokowi melepas ekspor perdana smelter grade alumina (SGA) hasil produksi PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Bintan, Selasa (25/01/2022).

Pelepasan ekspor perdana ini didampingi Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad dan sejumlah menteri kabinet Indonesia Maju. Presiden Jokowi menekan sirine sebagai tanda melepaskan kapal Ocean Spring yang membawa eskpor alumina perdana di tahun 2022.

Ekspor SGA hasil produksi PT Bintan Alumina Indonesia ini merupakan hasil dari inisiasi Presiden Jokowi yang saat ini berkonsentrasi untuk melakukan hilirisasi industri dengan mengurangi ekspor bahan alam mentah atau raw material.

"Saya datang ke Bintan khusus untuk melihat bagaimana pembangunan PT Bintan Alumina Indonesia, dan saya kaget ternyata sudah segede ini," kata Presiden Jokowi.

Dengan mempercepat industri pengolahan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi, Presiden Jokowi meyakini hal tersebut akan mampu membuka jutaan lapangan pekerjaan sekaligus mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia.

"Ini yang dibutuhkan rakyat sekarang, terbukanya lapangan pekerjaan," ujarnya.

Presiden Jokowi menginginkan hilirisasi industri dilakukan dengan memanfaatkan alih teknologi, diiringi dengan pemanfaatan hasil alam yang berkelanjutan. Indonesia saat ini dituntut untuk mengubah aktivitas perkenomian yang sebelumnya mengandalkan komoditas dan konsumsi, untuk kemudian masuk ke hilirisasi dan kemudian industrialisasi.

"Pola pikir kita memang harus kita rubah, ini harus menjadi negara industri kalau kita mau maju," lanjutnya.

Oleh karenanya, hilirisasi menjadi rencana strategis yang ditujukan agar negara Indonesia tidak hanya menjadi pengekspor bahan mentah, dan kemudian mempercepat revitalisasi industri pengolahan. Strategi besar lainnya adalah digitalisasi UMKM dan pengembangan ekonomi hijau.

Sementara itu, Gubernur Ansar mengatakan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau bersama-sama dengan Pemerintah Pusat terus berupaya menggali potensi yang dapat dijadikan pendapatan bagi daerah dan devisa bagi negara dari sektor pertambangan dan perindustrian. Posisi strategis Kepri menjadi daya tarik dan modal utama yang layak untuk dikelola dan dikembangkan baik oleh pemerintah maupun swasta.

"KEK juga dapat menjadi magnet serta daya tarik investasi karena didukung dengan penyediaan infrastruktur serta pemberian fasilitas dan insentif untuk kemudahan berinvestasi," kata Gubernur Ansar.

Gubernur Ansar berharap dengan kehadiran Presiden Jokowi maka PT BAI terus menjalankan proyek-proyeknya sesuai dengan apa yang sudah di rencanakan sebelumnya. Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau akan terus mendukung perkembangan dan pembangunannya.

"Semoga kehadiran KEK Galang Batang di Provinsi Kepulauan Riau dapat menumbuhkan iklim investasi yang positif dan kondusif," ujarnya.

Untuk diketahui, PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) adalah Badan Usaha Pembangun dan Pengelola KEK Galang Batang di Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Pada ekspor hari ini, Presiden Jokowi melepas ekspor alumina sejumlah 21.000 ton yang bernilai 100 miliar US dollar.

Sebelumnya, PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) telah melakukan ekspor perdana pada Juli 2021. Sebanyak 25.000 ton bubuk alumina dikapalkan dalam ekspor perdana ke Malaysia melalui pelabuhan KEK Galang Batang.

Hingga kuartal I tahun 2021, PT BAI telah merealisasikan investasi sebesar Rp 14 triliun di KEK Galang Batang. Tenaga kerja yang sudah terserap sekitar 4.000 orang. Investasi itu digunakan untuk membangun refinery alumina kapasitas 1 juta ton per tahun, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), water reservoir, pelabuhan, coal gas plant, dan pembangunan kawasan.

Lalu hingga akhir tahun 2021, nilai investasi diperkirakan akan meningkat menjadi Rp 17 triliun. PT BAI saat ini sedang melakukan pembangunan refinery alumina plant kedua, sehingga nantinya kapasitas produksi menjadi 2 juta ton per tahun.

KEK Galang Batang akan terus dikembangkan dengan membangun tambahan unit power plant dan electrolytic alumunium plant hingga tahun 2027.

Investasi dari PT BAI memberikan dampak bagi perekonomian nasional, diantaranya menurunkan impor produk alumina karena sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Kontribusi peningkatan nilai ekspor yang diperkirakan sebesar Rp 4,5 triliun melalui ekspor smelting grade alumina. Proyeksi jumlah tenaga kerja pada saat produksi adalah sebesar 7.000 orang pada akhir tahun 2021.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam acara pelepasan tersebut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Permenomian Airlangga Hartarto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, dan Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi.

Sementara dari Forkompimda Kepri hadir Wakil Gubernur Kepri Hj. Marlin Agustina, Pangkogabwilhan I Laksamana Madya TNI Muhammad Ali, Ketua DPRD Provinsi Kepri Jumaga Nadeak, Plt. Bupati Bintan Roby Kurniawan, Pangdam I/BB Mayor Jenderal TNI Hassanudin, Kapolda Kepri Irjen. Pol. Aris Budiman, Kajati Kepri Hari Setiyono,Danrem 033/WP Brigjen TNI Jimmy Ramoz Manalu, PJ. Sekretaris daerah provinsi Kepri Lamidi, dan sejumlah jajaran Forkompimda Kepri lainnya.

Editor: Dardani