Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Usai Resmi Ambil-alih Blok Rokan dari Chevron, Komisi VII DPR Puji Habis Kinerja Pertamina
Oleh : Irawan
Minggu | 23-01-2022 | 14:04 WIB
blok_rokan_b1.jpg Honda-Batam
Blok Rokan di Kabupaten Rokan Hulu, Riau kini dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), anak usaha PT Pertamina (Foto: istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya yaitu PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) telah resmi mengambil-alih Blok Rokan di Riau dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) pada tanggal 9 Agustus 2021 lalu.

Blok Rokan memiliki peran yang cukup penting dalam mencapai target produksi minyak nasional sebesar 1 juta barel per day (bopd) pada Tahun 2030.

Per November 2021, Blok Rokan menyumbangkan hampir 25 persen produksi minyak nasional.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Dony Maryadi Oekon juga mengapresiasi capaian PT PHR dan berharap target dari Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK Migas), yakni produksi minyak nasional sebesar 1 juta barel per day (bopd) pada tahun 2030 bisa tercapai salah satunya melalui produksi minyak di Blok Rokan.

"Pertama kali kita hadir disini dalam posisi kepemilikan Blok Rokan ini sudah dimiliki bangsa kita sendiri. Di awal saya pikir mampu tidak bangsa kita," kata Dony Maryadi dalam keterangannya, Minggu (23/1/2022).

Namun, pengambil-alihan ini ternyata PT Pertamina melalui anak usahanya PT PHR mampu menyumbangkan produksi minyak nasional

"(Pengambilalihan Blok Rokan) ini membuktikan bahwasannya mereka bisa menaikkan produksi, jadi bangsa kita sudah mampu, anak-anak bangsa kita sudah mampu tingkatkan (produksi minyak dalam negeri)," katanya.

Ia mengatakan, pada Kamis (20/1/2022) lalu, Komisi VII DPR RI melakukan kunjungan ke Blok Rokan bersama Dirjen Migas Kementerian ESDM RI, Kepala SKK Migas, Direksi PT Pertamina (Persero), CEO Sub Holding Upstream, Direksi PGN Tbk, dan dihadiri Direksi PT Pertamina Hulu Rokan.

Hal senada disampaikan Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengapresiasi capaian PT PHR tersebut dan berharap prestasi ini dapat dicontoh oleh perusahaan-perusahaan oil dan gas lainnya di Indonesia.

Kendati sebelumnya ia mengaku khawatir ketika PT PHR mengambil-alih Blok Rokan, justru mengalami penurunan produksi.

"Jadi ternyata sebaliknya. Maka ini suatu hal yang kami apresiasi, mengingat bahwa Negara Indonesia juga memiliki komitmen untuk mencapai 1 juta barel per day pada tahun 2030," ungkap Dyah Roro

Terkait dengan penyerapan tenaga kerja, Dyah Roro menambahkan bahwa PT PHR telah mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja lokal tersebut, yakni sekitar 26 ribu karyawan.

Untuk itu politisi Partai Golkar ini berharap dengan penyerapan tenaga kerja lokal tersebut, kehadiran sebuah industri khususnya di bidang minyak dan gas ini bisa berkontribusi dalam menyejahterakan masyarakat lokal.

"Prinsipnya apapun industrinya, apapun sektornya, harus berdampak positif kepada masyarakat di sekitarnya. Jangan sampai mereka malah sengsara dengan adanya perusahaan besar. Nah maka tadi disampaikan bahwa ternyata 85 persen dari total tenaga kerja itu adalah orang asal Riau. Jadi saya bersyukur kita bisa memberdayakan mereka, mudah-mudahan multiplier effect-nya bisa dirasakan, bisa mensejahterakan masyarakat dan purchasing power-nya mereka bisa semakin meningkat," harapnya.

Ke depannya, Dyah Roro berharap PT PHR dapat mempertahankan penerapan Sustainable Development Goals (SDGs), sehingga program-program yang dijalankan PT PHR nantinya dapat mencapai target-target tersebut baik itu di sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, UMKM dan lain sebagainya.

"Di samping itu, tadi saya tekankan betapa pentingnya PHR ini juga mengimplementasikan the secular economy, bahwa konsep secular economy ini memang perlu ditekankan di lintas industri, jadi saya berharap di oil dan gas industri ini di-supply juga mulai menerapkan nilai-nilai inti dari secular economy," imbuhnya.

Editor: Surya