Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Beri Pembekalan 10 Calon Dubes

Marzuki Alie Minta Para Dubes Bisa Bersinergi Jadi Jembatan RI
Oleh : dpr/si
Kamis | 12-07-2012 | 20:30 WIB
Marzuki_Alie1.jpg Honda-Batam
Ketua DPR Marzuki Alie

JAKARTA, batamtoday - Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan, Diplomasi era ini tidak hanya melibatkan pemerintah tetapi juga kedutaan Besar dapat mensinergikan antara parlemen, pemerintah dan masyarakat.



"Dubes bukan hanya mewakili pemerintah tetapi negara baik parlemen, pemerintah maupun people to people,"ujar Ketua DPR saat melakukan pembekalan kepada 10 calon Dubes di Gedung Nusantara III, Kamis, (12/7/2012).

Menurut Marzuki, Komunikasi sekarang ini sangat penting dan harus terus-menerus dilakukan oleh para Dubes. "Memang dahulu seolah-olah Dubes ini orang yang menghabiskan waktunya sehabis pensiun saja, dan tidak bagus seolah-olah hanya formalitas saja tidak ada target tertentu,"ujarnya.

Paradigma sekarang ini sudah berubah, yang dijembatani oleh para Dubes tidak hanya politik semata tetapi juga bidang ekonomi. "Di era Globalisasi harus kita terima antar negara bisa saling memanfaatkan potensinya bahkan, diplomasi Indonesia tertinggal di Afrika, Eropa Timur dan seringkali potensi yang ada dimanfaatkan lebih dulu oleh Cina dan Malaysia,"paparnya.

Dia menambahkan, diplomasi Republik Indonesia (RI) selalu menunggu keputusan politik mestinya berpandangan kalau hubungan ekonominya bagus tentunya akan berdampak baik dibidang politik antar kedua negara. "Misal Iran kalau kita bisa bangun hubungan tentunya refinery di banten sudah selesai, dan kita harus memberikan peluang bagi BUMN, swasta untuk mengembangkan potensi kerjasamanya meskipun ada resiko tentu juga peluang dapat dikembangkan,"ujarnya.

Terkait Myanmar, menurutnya, Indonesia kalah telat masuk untuk mengadakan kerjasama di bidang ekonomi dibandingkan negara tentangga Malaysia. "Indonesia punya potensi SDA, dan SDMnya namun kenapa hanya berebut potensi didalam negeri saja, Korea Selatan saja tidak memiliki Minyak tetapi memiliki kerjasama di sektor Migas dengan negara lainnya sehingga tidak terpengaruh terhadap kenaikan harga minyak,"paparnya.

Dia menegaskan, Kita harus hadir dan selalu mempromosikan Indonesia, pasalnya Indonesia tidak hanya Bali, Jakarta saja tetapi ada Provinsi lainnya. "Bahkan saat di Afrika saja banyak negara disana tidak mengetahui tentang Indonesia dan ini merupakan tugas Dubes yang sangat sentral dalam menjaga hubungan antar negara," tambahnya.

Khusus hubungan dengan Malaysia, ujar Marzuki, terdapat persoalan besar diantaranya pada bidang, TKI, budaya dan perbatasan. "Terkait budaya Malaysia tentunya susah melarang manakala banyak orang Indonesia tinggal di beberapa negara bagian Malaysia dan tetap menjalankan budaya asalnya di Malaysia,"katanya.

Menurutnya, pejabat Malaysia tidak pernah mengakui reok ponorogo bagian dari Malaysia tetapi itu termasuk budaya di Malaysia. karena itu yang tercepat kerjasama budaya supaya bisa meredam konflik antar kedua negara, dan membentuk lembaga serta mengkordinasikan dan menyelesaikan persoalan yang ada sehingga kesalahpahaman bisa diselesaikan bersama dalam satu wadah.

Terkait TKI, lanjut Marzuki, Malaysia masih memegang standar ganda artinya pengusaha ingin dapat buruh murah itu biasanya ilegal karena tidak harus membayar pajak kalau ada masalah tinggal dilaporkan. "Dubes di Malaysia nantinya harus mengadakan dialog dengan kepala perkebunan di Malaysia serta memberikan pemahaman jangan sampai merusak hubungan antar negara.