Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tekan Angka Kematian Ibu, 4.180 USG Portable Tersedia Tahun Depan
Oleh : Redaksi
Sabtu | 27-11-2021 | 19:20 WIB
USG-Portable.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Menteri Kesehatan, dr Dante Saksono Harbuwono mengatakan, Indonesia secara agresif menargetkan penurunan angka kematian ibu menjadi 70 kematian per 100 ribu kelahiran hidup pada tahun 2030.

Sementara berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Indonesia ditargetkan menekan angka kematian ibu menjadi 183 kematian per 100 ribu kelahiran hidup di tahun 2024.

Saat ini proporsi kematian ibu kurang lebih 305 kematian per 100 ribu kelahiran hidup. Di mana kematian terbesar terjadi di rumah sakit sekitar 77%.

Ibu tidak dapat diselamatkan salah satunya karena ibu yang dirujukan ke rumah sakit sudah dalam kondisi komplikasi yang berat. Ini terjadi karena identifikasi dan pemeriksaan pada saat hamil belum maksimal dan harus diperkuat.

"Kita keluarkan berbagai macam strategi yang pertama adalah bahwa pemeriksaan kehamilan yang tadinya minimal 4 kali menjadi 6 kali selama kehamilan, dua kali pemeriksaan di antaranya harus diperiksa oleh dokter," kata dr Dante pada konferensi pers peringatan Hari Ibu, Kamis (25/11/2021) di Jakarta, demikian dikutip laman Kemenkes RI.

Dengan pemeriksaan dokter ini, akan terjadi kolaborasi dengan bidan dan dokter spesialis kebidanan. Nantinya akan terlihat dan terdeteksi pada saat hamil apabila ada kelainan dan risiko komplikasi persalinan yang mungkin terjadi.

Pemeriksaan oleh dokter termasuk menggunakan USG. Untuk mendukung hal ini, salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pengadaan USG Portable di Puskesmas.

Pada tahun ini Kemenkes membeli 447 USG yang diberikan kepada Puskesmas dari 800 Puskesmas yang sudah dilatih namun belum memiliki USG. Sementara untuk kebutuhan 4.180 USG di tahun 2022, pengadaan USG Portable diadakan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dengan pembelian melalui e-catalogue oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota.

"Jadi Puskesmas bukan lagi memberikan pelayanan yang generik, tetapi lebih advance. Kita ingin mengembangkan strategi di dalam sistem kesehatan kita, salah satunya layanan primer dengan berbasis teknologi. Alat USG yang disediakan di Puskesmas akan menjamin proses persalinan yang lebih baik, proses pertumbuhan janin yang lebih baik," tutur dr Dante.

Alat USG tersebut berupa USG portable sehingga bisa menjangkau wilayah remote area, daerah perifer di ujung-ujung perbatasan Indonesia. Dengan penggunaan alat USG ini diharapkan para ibu hamil sudah bisa dilakukan deteksi awal apabila ada risiko pada proses persalinannya nanti dan apabila ada gangguan pertumbuhan pada janin pada saat kehamilan.

Dengan USG, rujukan ke rumah sakit bisa dilakukan lebih awal. Sebagai contoh adalah placenta letak rendah atau solusio placenta, ini akan membawa implikasi persalinan dengan perdarahan yang lebih besar dan ini hanya bisa dideteksi dengan alat USG pada saat kehamilan.

Begitu juga dengan ukuran bayi yang besar yang melebihi ukuran, apakah persalinan akan melalui pervaginam atau seksio sesarea bisa dideteksi dengan USG, dan ibu hamil bisa merencanakan sebelum waktu persalinan tiba.

Tidak hanya itu, Plt Dirjen Kesehatan Masyarakat, drg Kartini Rustandi mengatakan, pemeriksaan USG juga bisa mencegah stunting pada anak. Stunting saat ini masih di angka sekitar 28% dari seluruh anak-anak di Indonesia dan ditargetkan turun menjadi 14% pada tahun 2024.

Proses terjadinya stunting tidak saja dimulai pada saat anak sudah lahir tetapi bisa diidentifikasi pada saat kehamilan. "Pertumbuhan janin yang terlambat itu bisa dideteksi dengan menggunakan alat USG sehingga kita bisa melakukan identifikasi. Kemudian pertumbuhan janin di dalam kandungan yang terlambat bisa dilakukan intervensi gizi kepada ibunya, sehingga nantinya perkembangan anak di dalam proses kehamilan menjadi lebih baik," ucap drg Kartini.

Ia berharap semua upaya yang dilakukan bisa memberikan kontribusi maksimal untuk Indonesia yang lebih sehat dengan kualitas persalinan lebih baik, angka kematian ibu lebih rendah, dan pertumbuhan janin yang sehat untuk menekan stunting yang lebih rendah.

Peringatan Hari Ibu merupakan momentum yang tepat untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pelayanan kesehatan perempuan, khususnya kepada calon ibu hamil dan ibu hamil. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko komplikasi dan kematian pada saat hamil dan melahirkan.

Tahun ini, Kementerian Kesehatan menyelenggarakan peringatan hari ibu melalui serangkaian acara. Tujuannya meningkatkan literasi masyarakat akan peran semua pihak dalam meningkatkan kesehatan ibu, menghargai jasa ibu, dan menunjukan kasih sayang ibu kepada anak, demikian pula sebaliknya.

Salah satu rangkaian acara peringatan Hari Ibu adalah Webinar dan Konferensi Pers tentang Pentingnya Perencanaan Kehamilan dan Deteksi Dini Risiko Kehamilan dan Persalinan serta Gangguan Pertumbuhan pada Janin. Dalam webinar tersebut dilakukan launching penggunaan USG di Puskesmas untuk deteksi dini faktor risiko kehamilan dan persalinan.

Dengan tersedianya USG di Puskesmas diharapkan ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin di fasilitas pelayanan kesehatan dan diperiksa oleh dokter minimal 2 kali pada masa kehamilannya.

Editor: Gokli