Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kebijakan PPKM Efektif Turunkan Zona Merah di Berbagai Wilayah
Oleh : Opini
Selasa | 14-09-2021 | 15:12 WIB
A-ilustrasi-PPKM10.jpg Honda-Batam
Ilustrasi penerapan PPKM di Indonesia. (Foto: Ist)

Oleh Agung Priyatna

KIBIJAKAN Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terbukti mampu menurunkan Zona Merah di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini tentu patut disyukuri karena membuktikan bahwa kebijakan PPKM berjalan sesuai harapan.

Sejak awal Juli PPKM diberlakukan dan terus diperpanjang hampir tiap pekan. Rasanya selalu kaget saat pemerintah mengumumkan perpanjangan program ini. Penyebabnya karena ada sedikit harapan bahwa PPKM bisa dihentikan, karena adanya pembatasan mobilitas dan aturan-aturan lain yang ketat.

 

Namun kita harus bersabar dan siap menerima keputusan saat PPKM diperpanjang. Penyebabnya karena program ini sukses menurunkan zona merah di berbagai wilayah di Indonesia.

Berdasarkan data tim satgas penanganan Covid, Indonesia saat ini masuk ke dalam wilayah zona kuning. Dalam artian, kasus Corona sudah terkendali sehingga makin sedikit wilayah yang berstatus zona merah.

Menurut data tim satgas penanganan Covid, saat ini hanya ada 5 wilayah yang berstatus zona merah. Padahal di akhir bulan lalu, ada 7 provinsi yang termasuk dalam zona merah.

Kita juga berharap progress makin positif sehingga bisa berubah status lagi menjadi zona hijau, yang relatif situasinya lebih aman daripada zona kuning atau oranye.

Berkurangnya wilayah yang termasuk zona merah amat disyukuri karena menunjukkan kerja keras pemerintah dalam menangani Corona. Termasuk PPKM yang menjadi salah satu 'senjata' ampuh untuk menurunkan jumlah pasien Covid.
Program ini memang sengaja dirancang untuk mengamankan kasus Covid di Indonesia, agar tidak terjadi pandemi berkepanjangan yang bagaikan mimpi buruk.

Keampuhan PPKM dalam menggebuk Corona terjadi karena: pertama, program ini membatasi mobilitas masyarakat. Pada awal periode PPKM, bahkan penjagaan dilakukan sangat ketat oleh aparat.

Di tengah kota maupun perbatasan dijaga dengan disiplin dan ada penyekatan sehingga mobil dan sepeda motor dilarang untuk melaju, serta disuruh untuk putar balik.

Jika ada pembatasan mobilitas maka berpengaruh positif pada turunnya jumlah pasien Covid yang menyebabkan hilangnya status zona merah pada suatu daerah. Penyebabnya karena pergerakan massal memang terbukti menaikkan kasus Corona di suatu daerah dan virus Covid-19 makin menyebar ke mana-mana. Juga banyak OTG yang keluyuran.

Lantas bagaimana jika seandainya para OTG tak pakai masker? Tentu akan makin banyak kasus, dan seandainya PPKM tidak diperpanjang, akan menjadi bencana besar.

Akan terjadi penularan Corona di mana-mana dan kemungkinan terburuk adalah kematian massal. Seperti yang terjadi di India. Kita tentu tidak mau terperosok dalam tragedi ini, bukan?

Oleh karena itu bersikaplah biasa saja ketika PPKM diperpanjang. Penyebabnya karena program ini terbukti ampuh untuk menurunkan jumlah wilayah yang terkena zona merah di Indonesia dan mengendalikan kasus Covid di Indonesia. PPKM bukanlah sebuah penjara, melainkan cara agar kita semua selamat dari bahaya Corona.

Lagipula semakin lama aturan-aturan dalam PPKM makin dilonggarkan dan makin minim penyekatan, serta diganti dengan aturan ganjil-genap. Anak-anak sekolah di wilayah zona hijau dan kuning juga boleh melakukan pembelajaran tatap muka kembali. Selain itu juga sudah boleh makan di restoran, meski masih dibatasi durasinya dan kapasitas pengunjungnya.

Yakinlah bahwa PPKM ampuh dalam menggebuk Corona dan menurunkan zona merah di Indonesia. Jangan malah protes dengan alasan ini dan itu, karena program ini dibuat demi masyarakat yang sehat dan bebas Corona. Kita tentu ingin keluar dari fase pandemi secepatnya, oleh karena itu wajib menaati segala aturan dalam PPKM.*

Penulis adalah kontributor lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini Jakarta