Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PON XX Bukti Nyata Eksistensi Papua Bagian NKRI
Oleh : Opini
Sabtu | 04-09-2021 | 15:04 WIB
A-PON-PAPUA-20215.jpg Honda-Batam
Semangat yang terpancar dari poster PON XX di Papua. (Foto: Ist)

Oleh Alfred Jigibalom

PON (Pekan Olahraga Nasional) XX adalah ajang untuk memperlihatkan keindahan Papua, sekaligus menunjukkan eksistensinya sebagai bagian integral RI. Ditunjuknya Papua sebagai tuan rumah PON XX adalah sebuah kehormatan sekaligus tanda, bahwa Bumi Cendrawasih adalah wilayah Indonesia yang resmi.

Papua adalah wilayah Indonesia yang terkenal akan eksotisme alamnya. Namun sayangnya, di kalangan netizen internasional, ada yang mengenal Papua karena pemberontakan Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua hingga berbagai sisi negatifnya. Padahal masih jauh lebih banyak sisi positif di kawasan Bumi Cendrawasih yang bisa digali dan menampakkan citra positif di seluruh dunia.

PON XX yang akan diselenggarakan di Papua akan membawa kembali nama baiknya di dunia internasional. Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Dr. Moeldoko menyatakan bahwa PON akan menjadi isu strategis untuk mengangkat nama Papua di dunia, khususnya di Asia Pasifik. Melalui event 4 tahunan ini, Papua bisa menunjukkan eksistensinya tanpa ada masalah, terutama gangguan politik dan keamanan.

Moeldoko melanjutkan, pengelolaan PON XX harus disiapkan dengan matang, memberi kesan baik dari sisi politik, keamanan, kesejahteraan, dan ekonomi. Penyebabnya karena turut mengundang negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Jangan sampai mengabaikan keamanan, dan harus zero tolerance. Oleh karena itu harus ada koordinasi antar aparat dan menghasilkan SOP yang bagus.

Isu keamanan memang sangat gencar, karena kurang dari 2 bulan lagi PON XX diselenggarakan. Faktor keselamatan para atlet dan offisial dinomorsatukan, dan jangan sampai mereka diganggu oleh kelompok separatis dan teroris (KST). Baik di arena PON maupun di wisma atlet.

KST memang sengaja merencanakan beragam gangguan untuk menghancurkan PON XX, karena mereka merasa acara ini kurang penting. Bagi mereka, pemerintah Indonesia adalah penjajah, sehingga tiap acara yang diselenggarakan harus dilibas. Mereka juga berharap jika teror berhasil, maka akan mendapat simpati dari dunia internasional.

Kita tentu tidak mau kemungkinan buruk ini terjadi, oleh karena itu pengamanan makin diperketat. Baik di arena PON, wisma atlet, maupun di daerah-daerah rawan seperti di Kabupaten Puncak. Antisipasi harus dilakukan agar acara ini berhasil 100%.

Sementara itu, setelah memperketat faktor keamanan, maka PON akan dipastikan berjalan tanpa hambatan. Ketika ada live streaming yang disimak oleh netizen sedunia, maka mereka bisa melihat bahwa Papua adalah bagian dari Indonesia, dan tidak ada istilah ‘anak tiri’. Isu bahwa wilayah Papua hanya terpinggirkan sama sekali salah, karena di sana pembangunannya juga sudah maju.

Netizen internasional akan terhenyak ketika melihat betapa modern kehidupan di Bumi Cendrawasih, dan saat ini sudah ada fasilitas modern seperti Jalan Trans Papua, Jembatan Youtefa, dll. Papua sudah maju dan tidak lagi identik dengan wilayah yang hanya berisi hutan belantara.

Ketika ditampakkan modernitas Papua maka masyarakat internasional sadar bahwa Bumi cCendrawasih adalah bagian integral dari Indonesia, karena pemerintah mewujudkan keadilan sosial di seluruh wilayah NKRI. Salah besar jika ada oknum yang ingin memerdekakan Papua, dengan alasan mereka tidak diperhatikan oleh pemerintah.

Selain itu, panitia memastikan penyelenggaraan PON XX berjalan dengan mulus. Jika lomba ini berhasil maka tak hanya akan membawa nama Papua, tetapi juga membawa nama Indonesia ke mata dunia. Penyebabnya karena Indonesia berhasil menyelenggarakan acara berlevel nasional di tengah pandemi.

PON XX adalah event besar yang ditunggu-tunggu, tak hanya bagi netizen Indonesia tetapi juga internasional. Mereka akan melihat betapa indahnya alam di Bumi Cendrawasih dan di sana sangat aman, sehingga tidak lagi percaya akan ocehan KST. Mereka juga yakin bahwa pemerintah Indonesia sudah bertindak adil terhadap rakyat Papua.*

Penulis adalah mahasiswa Papua bermestautin di Bali