Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Data Membuktikan Kasus Aktif Covid-19 Turun Selama PPKM
Oleh : Opini
Selasa | 10-08-2021 | 15:20 WIB
A-ilustrasi-PPKM3.jpg Honda-Batam
Ilustrasi penerapan PPKM. (Foto: Ist)

Oleh Abdul Razak

KEBIJAKAN Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ternyata berdampak pada turunnya kasus aktif Covid-19. Penurunan kasus aktif Covid-19 bisa dilihat dari keterisian ruang perawatan, jumlah pasien sembuh, tingkat penularan dan jumlah kematian.

Kini BOR (Bed Occupacy Rate) Rumah Sakit di Pulau Jawa rata-rata telah berada dibawah 60% setelah pada Bulan Juni-Juli, Banyak rumah sakit kelabakan hingga kebingungan mencari oksigen dalam tabung.

Jumlah penurunan kasus salah satunya terjadi di Purbalingga, Kepala Dinas Kesehatan Purbaingga Hanung Wikantoro menjelaskan, kasus aktif Covid-19 pada Juli 2021 pernah mencapai puncak hingga 3.400 kasus aktif. Namun saat ini sudah turun menjadi 2.055 kasus aktif.

Dari keseluruhan kasus tersebut, sebanyak 252 orang terkonfirmasi positif masih dirawat di sejumlah rumah sakit. Sementara 1.803 orang yang melakukan isolasi mandiri baik di rumah maupun tempat isolasi terpisat yakni di eks-SMP negeri 3 Purbalingga.

Selain kasus aktif, angka kumulatif kesembuhan juga naik. Sebelumnya tingkat kesembuhan mencapai 94 persen, pada awal merebaknya Covid-19 varian delta, kasus kesembuhan sempat menurun hingga hanya 73 persen. Namun, pada saat ini kondisi sudah mulai membaik karena angka kesembuhan telah mencapai 80%.

Sebelumnya, pemerintah juga telah memperpanjang PPKM level 4 hingga tanggal 9 Agustus di beberapa kabupaten/kota tertentu dengan penyesuaian pengaturan aktivitas dan mobilitas masyarakat sesuai kondisi masing-masing daerah.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian dan Konsultasi Pembangunan Kesehatan (LPK2PK) dr Ardiansyah Bahar menuturkan, Jika PPKM dijalankan dengan benar, tentunya kasus harian Covid-19 akan menurun.

Syaratnya PPKM harus dijalankan dengan benar. Pemerintah, masyarakat dan pihak swasta mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku. Ardiansyah berpendapat, level PPKM bisa diturunkan saat 3T dan vaksinasi sudah signifikan.

Hal ini berarti setiap orang yang menderita covid-19 terdata dengan baik, dan bagi yang memerlukan perawatan bisa mendapatkan penanganan di rumah sakit karena keterisian tempat tidur sudah menurun.

Dirinya juga mengatakan, tracing telah dilakukan dengan baik, sehingga setiap kontak erat dari pasien juga dapat terdeteksi dan diperiksa. Perlu kita sadari pula, bahwa kita baru saja melewati satu gelombang yang bisa saja muncul kembali apabila kita lengah.

Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan juga memprediksi, kasus harian Covid-19 bakal semakin menurun dengan adanya perpanjangan PPKM.

Iwan menuturkan, dari hasil pemantauan timnya, kasus harian covid-19 di sebagian besar Jawa-Bali mengalami penurunan, namun harus hati-hati di luar Jawa Bali yang mulai meningkat.

Menurut Iwan, syarat agar kasus Covid-19 terus menurun adalah kembali ke strategi pengendalian wabah Covid-19, yakni 5M (Mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas).

Dirinya menilai, PPKM turun-naik sesuai indikatornya. Level PPKM baru diturunkan jika syarat penurunan sesuai indikatornya sudah tercapai. Lebih lanjut Iwan Ariawan menilai, puncak kasus Covid-19 di Jawa-Bali memang sudah terlewati. Tetapi harus hati-hati untuk luar Jawa dan Bali.

Sebelumnya, dalam unggahan takarir di akun instagramnya @aniesbaswedan, Anies Baswedan menuliskan, sejak kita semua sama-sama mengurangi mobilitas, situasi pandemi di Jakarta terus mengalami penurunan dan InsyaAllah bisa keluar dari masa genting, terlihat dari keterisian IGD berbagai rumah sakit di Jakarta.

Dia menambahkan dalam beberapa minggu terakhir terus memantau beberapa rumah sakit umum daerah yang ada di Jakarta. Seiring peningkatan kasus, kondisi di rumah sakit kini semakin terkendali karena kapasitas tempat tidur isolasi IGD hingga ICU tersedia.

Anies membandingkan RSUD Budhi Asih dan RSKD Duren Sawit, yang bulan lalu begitu penuh hingga selasar depan IGD pun dipenuhi oleh pasien yang antre masuk ke dalam IGD, kamar rawat inap dan ICU.

Saat ini kedua rumah sakit tersebut menunjukkan selasar IGD sudah kosong, pasien dapat langsung masuk ke IGD. Situasi menurut catatan Pemprov juga terjadi di banyak RSUD di Jakarta.

Jika angka kasus aktif telah melandai, itu artinya kebijakan PPKM memiliki pengaruh terhadp penurunan kasus, meski demikian kita harus tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan agar penularan dapat semakin ditekan.*

Penulis adalah Kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini Jakarta