Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia Terburuk di Dunia, Fakta 8.840 Kematian Sepekan Lampaui Brasil, Rusia dan India
Oleh : Redaksi
Sabtu | 24-07-2021 | 15:21 WIB
A-PEMAKAMAN-JENAZAH-COVID_(1).jpg Honda-Batam
Ilustrasi pemakaman pasien Covid-19. (Foto: RMOLJakarta)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Indonesia kembali mencengangkan dunia dengan kasus Covid-19 yang hingga kini belum terkendali.

Soal statistik, fakta terungkap saat laman Worldometer menyajikan data kematian per pekan, Indonesia "menyaingi" Brasil dan India pada Jumat, 24 Juli 2021.

Data kematian dalam sepekan akibat Covid-19 di Brasil tertinggi di angka 8.084 kasus. Sementara Rusia mencapai angka 5.432 kasus, sedangkan India dengan 3.430 kasus dalam sepekan.

Di sisi lain, Indonesia angka kematian dalam sepekan akibat Covid-19, mencapai 8.840 kematian.

Kasus tertinggi kematian dalam sepekan:

1. Indonesia: 8.840 kasus kematian.
2. Brasil: 8.084 kasus kematian.
3. Rusia: 5.432 kasus kematian.

4. India: 3.430 kasus kematian.
5. Kolumbia: 3.003 kasus kematian.

Sementara data lainnya, Indonesia tercatat sebagai tiga besar negara dengan penambahan kasus positif Covid-19 terbanyak dalam sepekan terakhir.

Indonesia juga tercatat sebagai tiga besar negara dengan penambahan kasus positif Covid-19 terbanyak dalam sepekan terakhir.

Rinciannya penambahan kasus positif Covid-19 terbanyak dalam sepekan terakhir:

1. Amerika Serikat: 323.547 kasus.
2. Inggris Raya: 321.742 kasus.
3. Indonesia: 305.536 kasus.

4. India: 265.829 kasus.
5. Brasil: 261.574 kasus.

Informasi lainnya, sejauh ini total infeksi Covid-19 di Indonesia mencapai 3.082.410 kasus.

Langkah pemerintah untuk menekan penyebaran virus telah melakukan PPKM.

Meski tren penularan dan kematian masih tinggi, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo alias Jokowi mengatakan, pemerintah akan mempertimbangkan relaksasi PPKM pada 26 Juli 2021.

Sementara itu, Ketua Komisi IX DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Charles Honoris menilai Indonesia bermasalah dengan testing dan tracing. Dengan alasan tersebut, DPR mengimbau pemerintah meningkatkan angka testing.

"Saat menghadapi kondisi darurat seperti ini, jumlah testing dan tracing justru harus ditingkatkan berkali-kali lipat," jelas Charles Honoris.

Dia mengatakan, jika diperlukan hingga 1 juta testing per hari. Charles Honoris menjelaskan, jika penurunan jumlah testing dan tracing seharusnya tidak boleh terjadi.

Kata dia, semakin banyak jumlah testing dan tracing, semakin riil juga mendapatkan data penularan dengan kondisi penularan sebenarnya.

Sumber: Pikiran-Raykat
Editor: Dardani