Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Covid Belum Berakhir, Singapura Sebut Dunia Harus Bersiap Hadapi Pandemi Berikutnya
Oleh : Redaksi
Selasa | 13-07-2021 | 11:48 WIB
ilustrasi-pandemic1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Senior Bidang Koordinasi Kebijakan Sosial Singapura, Tharman Shanmugaratnam meminta dunia bersiap untuk menghadapi pandemi berikutnya. Menurutnya, hal itu dapat terjadi kapan saja dan harus mulai dipersiapkan dari sekarang.

"Kita tidak bisa menunggu COVID berakhir, sebelum kita mulai mempersiapkan pandemi berikutnya karena pandemi berikutnya dapat datang kapan saja," kata Tharman dikutip dari CNBC, Selasa (13/7/2021).

"Jadi kita harus menggunakan upaya kita saat ini untuk mengatasi COVID, juga membangun kapasitas yang dibutuhkan untuk mencegah pandemi berikutnya," tambahnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah COVID-19 sebagai pandemi global pada Maret tahun lalu. Virus yang pertama kali terdeteksi di China pada akhir 2019 itu telah menginfeksi lebih dari 186 juta orang dan menyebabkan setidaknya 4 juta kematian di seluruh dunia, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.

Panel pakar global G-20 merilis sebuah laporan yang mengusulkan langkah-langkah untuk mencegah wabah dan dengan cepat menanggapi pandemi di masa depan. Tharman mengetuai panel bersama mantan Menteri Keuangan AS Larry Summers dan Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia Ngozi Okonjo-Iweala.

Langkah-langkah itu termasuk pendanaan yang lebih baik dan lebih andal untuk WHO, serta memanfaatkan lembaga multilateral seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional untuk membantu mendanai perang melawan pandemi.

Tharman menilai sistem Internasional saat ini untuk menanggapi pandemi global masih terpecah-pecah dan kurang dana. Untuk itu, panel mengusulkan pembentukan dana global baru dengan minimal US$ 10 miliar per tahun.

"Anda memiliki tata kelola kesehatan di bawah Majelis Kesehatan Dunia dan WHO, Anda tidak memiliki sistem yang menyatukan keuangan dengan kesehatan. itulah mengapa sistem ini kekurangan dana. Bereaksi setelah peristiwa, setelah krisis pecah dan tidak dapat secara proaktif mencegah krisis di masa depan," tuturnya.

Sumber: detik.com
Editor: Yudha