Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menanti Kontribusi Mahasiswa Melawan Penyebaran Covid-19
Oleh : Opini
Sabtu | 10-07-2021 | 15:02 WIB
A-gali-kubur-temiang1.jpg Honda-Batam
Seorang penggali kubur khusus pasien Covid-19 di TPU Sei Temiang Batam. (Foto: Batamtoday.com)

Oleh: Achmad Faisal

MAHASISWA merupakan kaum intelektual muda. Mereka diharapkan memiliki sumbangsih kepada kemajuan bangsa dan meringankan beban masyarakat, bukan membuat kegaduhan.

Seharusnya mahasiswa berkontribusi turut serta membantu pemerintah dan masyarakat menangani pandemi Covid-19 sebagai relawan.

Indonesia sedang berjuang agar bisa cepat terbebas dari pandemi Covid-19. Melonjaknya kasus baru Corona tidak boleh dianggap remeh karena jumlahnya masih sangat tinggi.

Dukungan dari semua elemen masyarakat sangat diperlukan, untuk bersatu melawan Covid-19, termasuk dari para mahasiswa. Daripada hanya melakukan provokasi, memobilisasi massa untuk menyalahkan pemerintah ataupun kritikan tanpa solusi, seperti yang dilakukan BEM UI beberapa waktu lalu, untuk bangsa saat ini yang terbaik jika peran serta dari mereka, nyata terlihat.

Mahasiswa sebagai penerus bangsa, seharusnya membantu pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan Covid-19.

Kasus positif virus Corona pada Senin 5 Juni 2021, yang mencapai 29.745 kasus. Ini merupakan rekor baru karena dengan jumlah tersebut total kasus positif virus Covid di Indonesia menjadi 2.313.829 sejak diumukan pertama kali oleh Presiden Joko Widodo pada Maret 2020 lalu.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, dari jumlah positif itu sebanyak 1.942.690 dinyatakan sembuh atau pasien yang sembuh bertambah 14.416 dari hari sebelumnya. Sementara jumlah yang meninggal dunia 61.140, bertambah 558 dari hari sebelumnya.

Penambahan kasus Covid-19 tentu menjadi PR bersama untuk bangsa ini. Pemerintah sendiri telah bersikap tegas dengan menerapkan PPKM Darurat khususnya untuk Jawa dan Bali.

Namun, penanggulangan Covid-19 sebagai wabah penyakit tidak akan bisa hanya mengandalkan pemerintah. Kolaborasi pemerintah dengan masyarakat dan pihak-pihak lain tentu sangat diharapkan.

Sebagai contoh elemen masyarakat tersebut adalah mahasiswa. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia yang berada di jantung negara ini menjadi salah satu bagian elemen masyarakat yang seharusnya berperan aktif dalam penanggulangan kasus Covid-19.

BEM UI sebagai bagian dari mahasiswa Indonesia seyogyanya berada di garda terdepan membantu medis, membantu badan penanggulangan bencana daerah (BPBD), dan membantu dinas kesehatan. Itu merupakan tugas mahasiswa dalam fungsi pengabdian masyarakat.

Saya menunggu BEM UI berkontribusi sebagai relawan Covid-19 dengan banyak fungsi. Contoh mengedukasi masyarakat tentang bahaya Covid-19, menyadarkan masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan, membantu petugas sebagai Satgas Covid di tingkat RT/RW, membantu petugas dalam screening, atau relawan di tempat isolasi pasien Covid-19.

Di sisi lain, respon lambat BEM UI dalam penanganan kasus Covid-19 membuat saya menilai jika mereka tidak peduli dengan masalah bangsa. Justru yang menjadi pertanyaan adalah mahasiswa UI sibuk beropini di media sosial dan berpolitik praktis. Sebagaimana mengenai polemik penyebutan Jokowi The King of Lip Sevice.

Sungguh ini di luar fungsi mahasiswa terutama pengabdian masyarakat. Jika BEM UI lebih peduli dengan masyarakat, mereka sudah terjun ke lapangan, berjibaku turut membantu pemerintah menanggulangi Covid-19. Dengan demikian, BEM UI akan terlihat fungsinya di masyarakat ketimbang berpolitik.

Sumbangsih peran BEM UI dalam membantu mengatasi pandemi Covid-19 akan sangat menolong pemerintah dan masyarakat. Sebab sekali lagi, saat ini yang diperlukan adalah kolaborasi banyak pihak untuk bangkit dari wabah Covid-19.*

Penulis adalah pengamat sosial dan politik