Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Taati Protokol Kesehatan Meskipun Sudah Divaksin
Oleh : Opini
Senin | 28-06-2021 | 14:52 WIB
taati_prokes-yes-01.jpg Honda-Batam
Masyarakat Kepri antusias mengikuti program vaksinasi Covid-19. (Foto: Ist)

Oleh Dede Sulaiman

PROGRAM vaksinasi nasional dimulai pada awal 2021 dan sudah banyak masyarakat yang divaksin. Namun meski sudah divaksinasi, mereka tidak boleh lalai dan melepas masker. Protokol kesehatan harus dijalankan dengan ketat, karena pandemi belum selesai.

Vaksin adalah harapan baru untuk mengakhiri pandemi, karena setelah disuntik, manusia bisa memiliki imunitas tinggi terhadap corona. Jenis vaksin yang sudah masuk di Indonesia adalah Sinovac, AstraZenica, dan lain sebagainya. Semua vaksin sama bagusnya karena memiliki efikasi yang tinggi dan sangat minim efek samping.

Masyarakat yang sudah divaksin diwanti-wanti untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, karena pasca dinjeksi tidak boleh melepas masker begitu saja. Memang vaksin meningkatkan imunitas terhadap corona, tetapi di luar sana masih banyak OTG.

Perbandingan orang yang sudah divaksin dengan yang belum, lebih banyak yang belum, sehingga khawatir akan ada droplet yang tersebar dan menularkan corona.

Dokter Muhammad Abdul Hakam, Kepala Dinas Kesehatan Semarang mengingatkan masyarakat untuk taat protokol kesehatan 5M. Pemberian vaksin bukan berarti otomatis kebal penyakit, sehingga masyarakat harus tetap waspada. Memang ada yang terkena corona pasca divaksin, tetapi jumlahnya hanya 1 persen.

Jika ada pemberitaan mengenai orang yang terinfeksi virus covid-19 padahal sudah divaksin, maka tidak perlu dibesar-besarkan. Penyebabnya karena hal ini akan membuat banyak orang yang takut divaksin, karena merasa percuma. Padahal setelah divaksin, kekebalan akan meningkat dan saat kena corona pun gejalanya sangat ringan serta cepat sembuh.

Mengapa setelah vaksin tidak bisa langsung melepas masker dan melanggar protokol kesehatan lainnya? Penyebabnya karena keadaan baru benar-benar aman setelah terbentuk kekebalan kelompok, sedangkan untuk mencapai keadaan itu syaratnya harus minimal 181 juta WNI yang sudah divaksin. Hanya dengan herd immunity maka melindungi mereka yang belum mendapatkan giliran vaksin.

Menurut data tim Satgas covid, per 3 juni 2021 baru 11 juta orang yang divaksin covid, sehingga belum ada 10 persen dari target herd immunity. Untuk mencapai keadaan ini maka butuh waktu yang cukup lama, tetapi pemerintah mentargetkan agar hanya dalam 12 bulan saja, program vaksinasi nasional akan cepat selesai.

Taatilah protokol kesehatan tidak hanya 3M, tetapi juga 5M. Memakai masker yang sekali pakai lebih disarankan oleh para dokter, karena lebih efektif dalam menahan penularan corona delta, yang lebih ganas dari varian biasa. Masker ini hanya ampuh selama 4 jam saja, maka bawalah masker cadangan saat sedang keluar rumah. Setelah dipakai maka masker harus dirusak agar tidak disalahgunakan.

Mencuci tangan juga wajib dilakukan, baik saat baru masuk rumah maupun ke tempat umum. Bisa diganti dengan hand sanitizer jika memang tidak ada keran air, tetapi lebih efektif untuk mencuci tangan dengan sabun antiseptik.

Selain itu, menjaga jarak dan menghindari keramaian adalah 2 poin dalam protokol kesehatan yang harus ditaati. Jangan bersalaman walau dengan saudara dekat, karena saat ini semua orang bisa berstatus OTG. Lebih baik memproteksi diri daripada kena corona karena kelalaian sendiri.

Mengurangi mobilitas juga wajib dilakukan dan jangan bepergian kecuali jika ada sesuatu yang penting. Acara liburan ke luar kota bisa ditunda pasca pandemi. Lagipula, sudah banyak hiburan di gadget, jadi hari minggu atau tanggal merah bisa dihabiskan di rumah saja.

Menaati protokol kesehatan 5M masih harus dilakukan walau seseorang telah mendapatkan vaksin corona, karena kekebalan kelompok belum terbentuk. Jangan sembarang melepas masker dan seenaknya traveling, karena situasi masih genting. Apalagi kasus corona makin naik dan jangan sampai kita menjadi pasien berikutnya.*

Penulis adalah pengamat sosial bermestautin di Bogor