Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tewas Diterjang 3 Peluru

DPP PAO Minta Penegak Hukum Usut Tuntas Kasus Penembakan Haji Permata
Oleh : Gokli
Minggu | 17-01-2021 | 14:32 WIB
panglima-PAO.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Panglima PAO, Anawawik saat menyampaikan pernyataan. (Foto: Screenshot video)

BATAMTODAY.COM, Batam - Dewan Pengurus Pusat (DPP) Pallapi Arona Ogi E (PAO) meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus tertembaknya Haji Permata--warga Kota Batam, Kepulauan Riau--di Perairan Tembilahan, Indragiri Hilir, Provinsi Riau pada Jumat (15/1/2021).

Panglima PAO, Anawawik mengatakan, pihaknya mengutuk keras pelaku yang telah menghilangkan nyawa tokoh Bugis, Haji Permata, hingga tuntas.

"Kami akan datang langsung ke BC (Tembilahan), karena sudah berjanji akan memberikan keterangan langsung pada kami terkait masalah ini. Sudah hampir 2 x 24 jam (setelah penembakan) belum ada kejelasan dari BC. Seolah-olah BC menutupi perkara ini," kata dia, dalam rekaman video yang beredar luas di tengah masyarakat Kota Batam.

Ia juga meminta para anggotanya untuk tetap satu komando, saat mendatangi BC Tembilahan. "Mari kita menuju Bea Cukai, untuk mencari keadilan untuk orang tua kita," ajaknya.

Adapun Haji Permata, tewas dengan 3 tembakan di bagian dada. Disebut, pelaku yang menembak mantan Ketua KKSS Kota Batam itu adalah petugas BC Tembilahan, saat tengah menyelundupkan rokok dengan 4 kapal HSC pada Jumat (15/1/2021) sekira pukul 04.00 WIB.

Selain itu, dua anak buah Haji Permata juga dikabarkan terluka akibat terkena tembakan petugas. Namun, nyawa kedua orang itu masih selamat dan tengah menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Provinsi Riau.

Sementara itu, Kepala BC Tembilahan, Ari Wibowo saat konfrensi pers, Sabtu (16/1/2021), menyampaikan, pihaknya membantu penyekatan terhadap kelompok Haji Permata di Perairan Tembilahan, Inhil, yang diketahui telah dikejar petugas Bea Cukai Kepri lantar melakukan penyelundupan rokok dengan 4 unit kapal high speed craft (HSC) bermesin 6 x 250 PK tanpa nama.

"Petugas BC Tembilahan berpapasan dengan 4 kapal HCS itu. Pengejaran terus dilakukan karena ke-4 HSC itu tidak mengindahkan sirene kapal patroli, sehingga 1 HSC berhasil melarikan diri," jelas Ari Wibowo.

Selain 4 HSC itu, sambung Ari Wibowo ada boat pancung dengan belasan orang melakukan penyerangan kepada petugas patroli. "Sehingga petugas yang terdesak melakukan penindakan terukur," ujar Ari.

Upaya penyerangan terhadap petugas BC itu, katanya, dilakukan dengan molotov, senjata tajam, mercon dan kembang api.

Editor: Surya