Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ge Nose Buatan UGM Ini Cuman Butuh Biaya Rp 15 Ribu untuk Test Covid-19, Hasilnya Lebih Efektif dari Rapid Test dan Swab
Oleh : Irawan
Minggu | 13-12-2020 | 13:32 WIB
GoNse_antaranews.jpg Honda-Batam
Ilustrasi GeNose, alat pendeteksi buatan UGM (Foto: Antaranews)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Universitas Gajah Mada (UGM) membuat alat tes Corona (Covid-19) jauh lebih murah dari Rapid Tes dan Swab. Alat tersebut diberi nama GeNose dengan hanya membutuhkan biaya sebesar Ro 15 ribu. Alat tersebut bekerja dengan cara mendeteksi embusan napas.

Selain murah, alat ini disebut lebih efektif dari rapid dan swab test. Waktu tes yang dibutuhkan cuma 3 menit dan akurasinya sudah mencapai 90% lebih. Demikian hasil dari validasi di beberapa rumah sakit yang sudah dilakukan para inovator alat ini.

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro memperkirakan satu kali tes Corona dengan alat tersebut hanya perlu biaya Rp 15 ribu. Rinciannya, biaya itu digunakan untuk operatornya, energinya, dan plastik khusus sebagai media pengecekan napas.

"Perkiraannya per pemeriksaannya itu, kalau dihitung sama operator, listrik, dan lalu plastiknya Rp 7-8 ribu rupiah, maka perkiraannya per satu tes itu sekitar Rp 15 ribu aja. Jadi ini murah dan akurat," jelas Bambang dalam sebuah webinar kemarin.

Bambang menjelaskan alatnya sendiri harganya sebesar Rp 60 juta dan bisa digunakan untuk 100 ribu kali pemeriksaan. Bila sudah melewati batas maksimal itu, alat bisa dibetulkan lagi dan bisa digunakan kembali.

"Perkiraan harganya, kalau satu unit alatnya memang sekitar Rp 60 juta, tapi bisa untuk 100 ribu pemeriksaan, kemudian bisa dibetulkan lagi dan bisa dipakai lagi," papar Bambang.

Menurut dia , alat itu sebenarnya sudah siap didistribusikan ke masyarakat karena sudah diproduksi sebelum proses uji coba berjalan.

Namun, sayangnya saat ini alat itu belum bisa langsung dimanfaatkan oleh masyarakat karena masih ada beberapa laporan yang harus disiapkan untuk mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan.

Laporan yang dimaksud adalah hasil uji validasi alat tersebut dari 1.000 sampel di sekitar 10 rumah sakit. Saat ini, laporan itu sedang disiapkan dan akan segera diberikan ke Kemenkes.

"Hasil lengkap uji validasi lebih dari 1.000 sampel di sekitar 10 RS," ungkapnya.

Diharapkan izin edar dari Kemenkes tadi bisa keluar akhir Desember 2020 ini agar bisa segera didistribusikan ke masyarakat. Untuk tahap awal, alat ini rencananya akan diberikan ke beberapa daerah paling banyak kasus COVID-19 sebagai bakti inovasi dari Kemristekbrin.

"Kemristekbrin memasukkan GeNose sebagai salah satu alkes yang diberikan ke beberapa daerah dalam bakti inovasi," imbuhnya.

Barulah setelah itu, alat ini bisa dibagikan ke seluruh daerah di Indonesia. Kemristekbrin juga mempersilahkan pihak swasta atau perseorangan yang tertarik dengan alat itu untuk memesan dan membelinya, lalu menggunakan sesuai kebutuhan masing-masing.

Sumber: Detik

Editor: Surya