Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jangan Besar Pasak daripada Tiang

Pengelolaan Keuangan Negara Diminta Seimbang Saja
Oleh : Surya
Kamis | 31-05-2012 | 10:46 WIB

JAKARTA, batamtoday -- Pada tahun 2013 defisit anggaran diperkirakan sebesar 1,3-1,9 persen dari PDB. Dengan artian, untuk memutupi defisit anggaran tersebut pemerintah masih menjadikan utang/ pembiayaan sebagai sumber utama. Padahal, sampai saat ini jumlah utang pemerintah hampir mencapai 2.000 triliun, jumlah yang cukup besar dan akan menjadi beban pemerintah dan bangsa ini untuk beberapa tahun ke depan.

Menurut Dr Muhammad Firdaus MA, Anggota Komisi XI DPR RI, seharusnya pemerintah perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan dalam hal penambahan utang atau pembiayaan yang akan memberikan dampak negatif bagi bangsa Indonesia ke depan, sehingga tidak lagi mengulangi kesalahan pada masa lalu.

"Dalam pengelolaan keuangan negara seharusnya pemerintah seimbanga saja, jangan sampai seperti kata pepatah: Besar Pasar Daripada Tiang. Artinya, pemerintah harus realistis dalam melakukan pengelolaan keuangan negara, dan  mengukur kemampuan terhadap semua program-program yang akan di biayai oleh uang negara," ungkap Firdaus dalam rilisnya kepada batamtoday, Kamis (31/5/2012).

Ditambahkan Firdaus, pemerintah juga perlu melakukan evaluasi terhadap pengeluaran-pengeluaran yang selama ini disusun dan harus berdasarkan skala prioritas. Bukan hanya sekedar memenuhi keinginan-keinginan saja, tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan.

Tentu, skala prioritas yang dimaksud adalah adanya pencanangan dan perencanaan komprehensif dan terintegrasi atas apa-apa yang akan dilakukan pemerintah tahun ini, apakah membangun infrastruktur yang dapat menunjang perekonomian baik di pedesaan dan perkotaan atau apa harus jelas.

"Sebab, dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki tentu pemerintah sudah mempunyai rencana-rencana yang matang terhadap apa yang akan dilakukan pada tahun anggaran 2013," kata politisi Partai Keadilan Sejahtera itu.

Pemerintah, sambungnya, harus mampu menjaga keseimbangan keuangan negara, dimana pengeluaran negara harus lebih rendah daripada penerimaan, jangan sampai pengeluaran negara lebih besar dari penerimaan, dengan kekurangan harus ditutupi dari utang.

"Ini adalah sesuatu yang akan membahayakan bagi bangsa ini dan akan terus membebani rakyat Indonesia kedepannya. Dengan tidak adanya keseimbangan pemerintah dalam mengelola keuangan negara, maka Indonesia tidak akan pernah keluar dari lilitan utang. Kita tahu tidak ada satu negarapun yang mampu bertahan dalam mengahdapi krisis keuangan kalau di negara itu sistem keuangannya terlilit oleh utang," paparnya.

Lagkah-langkah strategis yang harus dilakukan pemerintah adalah melakukan penghematan secara nasional, baik dari tingkat pemerintah tertinggi sampai pemerintah terendah, melakukan efisiensi terhadap program-program kementerian berdasarkan skala prioritas kebutuhan bukan keinginan dan melakukan minimalisasi terhadap utang yang tidak prioritas.

"Penambahan utang tidak akan membawa bangsa ini kepada kemandirian, akan tetapi membawa bangsa ini kepada keterpurukan dari berbagai sisi kehidupan: ekonomi, politik, sosial dan keamanan," ungkap Anggota DPR RI dari Dapil Pasuruan dan Probolinggo ini.