Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Revitalisasi Budaya Melayu ke III Tanjungpinang 2012 Dibuka
Oleh : Charles/Dodo
Kamis | 24-05-2012 | 18:25 WIB
rbm.gif Honda-Batam

Tari Bondoria menyemarakkan pembukaan Revitalisasi Budaya Melayu (RBM) ke III Kota Tanjungpinang 2012.

TANJUNGPINANG, batamtoday - Revitalisasi Budaya Melayu (RBM) ke III Kota Tanjungpinang 2012 secara resmi dibuka oleh pakar budaya Melayu Tenas Effendi, didampingi Wali Kota Tanjungpinang Suryatati A. Manan serta sejumlah FKPD dan beberapa tokoh terkemuka lainnya yang ditandai dengan pemukulan beduk dan pelepasan balon di Kawasan Budaya Raja Ali Haji Senggarang, Kamis (24/5/2012). 

RBM III tahun 2012, merupakan sebuah kegiatan lanjutan dari RBM sebelumnya digelar di Kota Tanjungpinang tahun 2004 dan 2008 lalu, dengan menghadrikan sejumlah budayawan-budayawan dari seluruh negeri.   

Ketua panitia pelaksanaan RBM yang juga Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang Said Parman, mengatakan pelaksanaan dan pembukaan RBM ke II tahun 2012 di kota Tanjungpinang ini, merupakan langkah strategis bagi pencapaian visi, dalam menjadikan ibu kota Provinsi Kepri sebagai pusat budaya dan Tamadun Melayu, sekaligus sebagai daerah tujuan wisata yang handal di kawasan Kepri. 

"Acara akbar RBM ini, akan digelar mulai 24 Mei 2012 hingga 27 Mei 2012 dengan tema 'Alam Melayu dari Ingatan ke Kenyataan'," ujarnya. 

Adapun sejumlah rangkaian kegiatan dalam mewarnai pelaksanaan RBM tahun ini, kata Said Parman, adalah berupa pameran museum, seminar internasional tradisi lisan, pergelaran seni, permainan tradisi/rakyat, serta festival bahari, yang kegiatannya dilaksanakan di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, Lapangan Pamedan A. Yani, Anjung Cahaya, tepi laut pantai Tanjungpinang, dan Taman Budaya Raja Ali Haji Senggarang. 

Sementara itu, Suryatati dalam sambutannya mengatakan tujuan pelaksanaan RBM untuk mewujudkan Kota Tanjungpinang sebagai kota budaya dan pariwisata menjelang 2020. 

"Pelaksanaan RBM III ini, hendaknya dapat dijadikan sarana menumbuhkembangkan dan membangkitkan kembali semangat budaya Melayu yang telah terbina sejak berabad-abad yang lalu, yang sarat dengan semboyan 'Tak Melayu Hilang di Bumi',” kata Suryatati.