Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ini Penyebab dan Gejala Tekanan Darah Rendah yang Perlu Diketahui
Oleh : Redaksi
Kamis | 10-09-2020 | 11:00 WIB
darah-rendah1.jpg Honda-Batam
Ilustrasi darah rendah atau hipotensi. (Foto: IDN Times)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Darah rendah atau biasa disebut hipotensi adalah kondisi ketika tekanan darah berada di bawah 90/60 mmHg. Tekanan darah yang rendah dapat menimbulkan sejumlah gejala yang perlu diwaspadai.

Pada kondisi normal, tekanan darah seseorang akan berada pada 120/80 mmHg. Tekanan darah rendah bisa membuat Anda merasa lelah dan pusing.

Tekanan darah setiap orang akan turun pada waktu-waktu tertentu. Beberapa faktor yang membuat tekanan darah menurun di antaranya kehamilan, kehilangan darah dalam jumlah besar karena cedera, gangguan sirkulasi, dehidrasi, reaksi alergi, infeksi pada aliran darah, dan gangguan endokrin.

Beberapa jenis obat juga dipercaya dapat menyebabkan tekanan darah menurun. Beta-blocker dan nitrogliserin yang digunakan untuk mengobati penyakit jantung adalah penyebab paling umum. Obat antidepresan dan obat disfungsi ereksi juga bisa menyebabkan hipotensi.

Sering kali kondisi tersebut tak menimbulkan gejala yang nyata. Jika dibiarkan, kondisi tersebut dapat menyebabkan hipotensi yang bisa berbahaya jika tidak ditangani dengan tepat.

Mengutip Healthline, tekanan darah rendah umumnya akan menimbulkan sejumlah gejala seperti berikut:
- kelelahan
- pusing
- mual
- kulit lembap
- depresi
- hilang kesadaran
- penglihatan kabur

Gejala dapat bervariasi tergantung tingkat keparahan. Namun, jika tekanan darah rendah diiringi oleh gejala pusing, pingsan, dan sesak napas, segera minta pertolongan medis.

Beberapa jenis hipotensi dikenal tidak berbahaya, seperti misalnya hipotensi postural atau ortostatik. Kondisi ini umumnya terjadi saat Anda bangkit dari posisi duduk atau berbaring yang menyebabkan tekanan darah turun secara tiba-tiba dan menimbulkan gejala pusing. Kondisi ini umumnya hanya berlangsung beberapa menit.

Ahli kardiovaskular Nicole Weinberg mengatakan bahwa hipotensi ortostatik bukan merupakan kondisi darurat medis yang harus ditakutkan. Mengutip Insider, Weinberg menyarankan untuk berbaring, mengonsumsi makanan asin, dan menambah asupan air. Cairan dapat meningkatkan volume darah dan membantu tekanan darah berangsur normal.

Namun, jika Anda sering mengalami gejala tekanan darah rendah seperti pusing atau pingsan, segera konsultasikan pada dokter. Meski kerap dianggap tidak fatal, namun ada situasi medis serius yang bisa dianggap darurat.

"Kemungkinan meninggal karena tekanan darah rendah sangat kecil, kecuali jika dipengaruhi oleh penyakit bawaan lain," kata Weinberg.

Salah satu kondisi yang paling sering terjadi adalah infeksi darah atau sepsis, yang dapat membuat tekanan darah turun. Sepsis terjadi saat bahan kimia yang dikeluarkan tubuh untuk melawan infeksi meluas dan mengakibatkan pembekuan darah yang dapat mengurangi aliran darah ke organ vital tubuh seperti jantung, ginjal, dan otak.

"Hal ini [tekanan darah rendah karena sepsis] dapat berkembang menjadi syok septik dan tekanan darah sangat rendah, dapat berakibat fatal dan harus segera ditangani," kata Weinberg.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha