Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Review Festival Bandung Berisik 2012
Oleh : Rolling Stone
Kamis | 24-05-2012 | 11:11 WIB
pas_band_360.jpg Honda-Batam

Performing Pas Band. Foto:Rollingstones

BANDUNG, batamtoday - Ada sesuatu yang berbeda dari pergelaran Bandung Berisik 2012. Tampilnya reuni Pas Band untuk acara festival besar memang bukan untuk pertama kalinya. Beberapa tahun lalu pada festival Jakarta Rock Parade dan Java Rockinland, Pas Band juga tampil dengan format reuninya bersama drummer awal mereka, Richard Mutter.

Namun, yang jadi istimewa dalam penampilan Pas Band di Bandung Berisik 2012 mereka membawakan lagu-lagu lama era album mini 4 Through The Sap (1994) dan album In (No) Sensation (1995) di kota kelahiran mereka ini.

“Spesial untuk malam ini di Bandung Berisik, kami akan bawain lagu-lagu dari era 4 Through The Sap, In (No) Sensation, dan Psycho ID. Kalau di format reuni sebelumnya kami hanya bawain lagu-lagu baru, sekarang benar-benar lagu lama,” ujar vokalis Pas Band, Yuki. Pada album-album itu Pas Band masih diperkuat oleh Richard Mutter sebelum digantikan oleh Sandy Andarusman.

Pas Band tampil menjelang tengah malam di hari kedua festival Bandung Berisik 2012, Sabtu (19/5) lalu. Lagu “Gangster of Love” langsung menjadi lagu pertama yang membakar semangat para Passer (julukan bagi penggemar Pas) meski venue dipenuhi lautan lumpur.

Tampil di area panggung utama Inferno, reuni Pas Band digawangi oleh Yuki (vokal), Bengbeng (gitar), Trisno (bass), dan Richard Mutter (drum). Berikutnya lagu “Dogma” yang juga diambil dari mini album 4 Through The Sap. Vokalis Yuki tampil begitu atraktif seolah tak ada satu inci pun panggung yang tak dijelajahinya. Stamina drummer Richard Mutter pun patut diacungi jempol.

Gebukannya yang bertenaga menemani bekas kompatriotnya tersebut seperti pada lagu “Poisoned Garden”. Termasuk ketika Trisno mengambil posisi vokal menyanyikan nomor cover “Anarchy In The Uk” milik The Sex Pistols.

Lagu “Old Fashioned Sickness” dan “Never Be Lonely” semakin membuat suasana malam kian panas. Puncaknya, saat lagu “Impresi” dimainkan menjadi klimaks penutup Bandung Berisik 2012. Lagu itulah yang melejitkan nama Pas Band ke tangga industri musik Indonesia yang dari awalnya sebagai pionir band underground di Bandung hingga masuk tataran industri musik Indonesia pada pertengahan 1990-an.

Bandung Berisik 2012 merupakan perhelatan festival musik metal yang keenamkalinya setelah diselenggarakan pertama kali pada 1995. Jika tahun sebelumnya digelar di Lapangan Brigif Cimahi, maka Bandung Berisik 2012 kali ini digelar di Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung. Lapangan luas itu menampung puluhan ribu metalheads yang sengaja hadir ke festival musik metal yang di klaim terbesar di Asia Tenggara tersebut. Sekitar 60 band metal lokal dan tiga panggung berdiri menyemarakkan acara selama dua hari penuh.

Pada hari pertama (18/5), Burgerkill dan Jasad menjadi band paling ditunggu. Tampil selepas maghrib, Burgerkill mulai menghentak lewat sejumlah hitsnya seperti “Penjara Batin”, “Only The Strong”, “Under The Scars”, “House of Greed”, dan “Atur Aku”. Burgerkill merayakan ulang tahunnya ke-17 dan juga ultah gitaris mereka, Agung disambut riuh ribuan Begundal di panggung Bandung Berisik 2012.

Jasad menjadi band penutup di hari pertama. Aksi dedengkot death metal asli Ujungberung ini menghentak dengan sejumlah lagunya seperti “Kujang Rompang”, “Getih Jang Getih” dan satu lagu baru, “Siliwangi”.

Pada hari pertama juga diramaikan oleh Rajasinga, Deadsquad, Rosemary, Siksakubur, dan masih banyak lagi. Tak hanya band-band beraliran metal, Bandung Berisik 2012 juga diramaikan oleh band bergaya punk, hardcore, emo, hip-hop dan grunge.

Festival ini diharapkan menjadi katalis kebebasan berekspresi yang seolah menjadi isu paling krusial di Indonesia belakangan ini. Lewat semangat keterbukaan dan kebebasan berekspresi, Bandung Berisik 2012 menjadi arena paling tepat menyuarakan ide dan gagasan lewat musik cadas.

“Seharusnya Lady Gaga tampil di Bandung Berisik,” canda vokalis Forgotten, Addy Gembel. “Mari kita teriak, bahwa Bandung Berisik menjadi ajang kita untuk menyuarakan kebebasan berekspresi milik kita,” teriak Addy Gembel merujuk pada kontroversi soal konser penyanyi asal Amerika Serikat tersebut di Indonesia.

Penampilan Forgotten yang tampil pada hari kedua memanaskan aksi lewat sejumlah lagu-lagu barunya. Berkolaborasi bersama seniman tradisional memainkan instrumen Tarawangsa, Forgotten tampil apik lewat lagu-lagunya seperti “Tiga Angka Enam”, “Tuhan Telah Mati”, dan “ Laras Perlaya”.

Dari tahun ke tahun panggung Bandung Berisik kian berkembang. Festival musik yang pada awalnya hanya digelar di belakang sebuah mall di Kecamatan Ujungberung kini menjadi perhatian dunia internasional ketika jurnalis majalah musik metal ternama asal Inggris sengaja hadir meliput Bandung Berisik 2012.

Bandung Berisik yang juga pada awalnya menjadi ajang eksistensi band-band Ujungberung kini membesar dan menjadi jaringan serta wadah silaturahmi para metalheads di seluruh Indonesia.