Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hasil Penyelidikan Polisi, Kematian Editor Metro TV Akibat Bunuh Diri
Oleh : Redaksi
Sabtu | 25-07-2020 | 12:32 WIB
ilustrasi-tewas2.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Polisi berkesimpulan bahwa video editor Metro TV, Yodi Prabowo diduga kuat telah melakukan bunuh diri hingga akhirnya jasad dirinya ditemukan di pinggir jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) Ulujami, Jakarta Selatan pada 10 Juli lalu.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat dalam konferensi pers terkait hasil penyelidikan dan penyidikan yang telah dilakukan oleh tim gabungan selama kurang lebih dua pekan.

"Kami berkesimpulan diduga kuat yang bersangkutan (Yodi Prabowo) bunuh diri," kata Tubagus dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (27/7/2020).

Dia mengatakan bahwa kesimpulan itu didapatkan usai pihak kepolisian melakukan serangkaian penyidikan dengan menggunakan metode saintifik dan juga pemeriksaan saksi-saksi.

Beberapa metode penyidikan yang dilakukan misalnya seperti olah tempat kejadian perkara (TKP), pemeriksaan laboratorium forensik, hasil otopsi jasad korban, pemeriksaan dokumen-dokumen terkait, hingga dukungan bukti-bukti pendukung yang telah dikumpulkan seperti rekaman CCTV.

"Kami membuka diri kalau memang ada informasi dan sebagainya. Tapi fakta yang kami himpun dari pemeriksaan di TKP, olah TKP, keterangan saksi, ahli, dan dokumen-dokumen lain," lanjut dia.

Dalam hal ini, penyidik belum dapat menyimpulkan secara lugas ihwal motif dari korban melakukan tindakan tersebut. Hanya saja, kata dia, diduga kuat bahwa korban mengalami depresi.

Beberapa bukti pendukung yang didapatkan misalnya, bahwa selama penyidikan polisi menemukan ada transaksi pembayaran yang dilakukan korban di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, untuk pemeriksaan kesehatan dengan dokter ahli penyakit kelamin dan kulit.

Kemudian, setelah melakukan konsultasi dokter, korban melanjutkan pemeriksaan dengan melakukan pengetesan penyakit human immunodeficiency viruses (HIV).

"Faktanya dia melakukan konsultasi di dokter penyakit dan kelamin. Apakah ini terkait adanya dugaan bunuh diri, sangat terkait. Dengan kemungkinan munculnya depresi," kata dia.

Selanjutnya, berdasarkan keterangan ahli, penyidik meyakini bahwa tindakan bunuh diri akan selalu dimulai dengan bukti permulaan berupa luka percobaan. Dalam hal ini, memang ditemukan empat luka sayatan di bagian dada korban yang tidak terlalu dalam.

"Yang dua atau tiga diantaranya itu adalah luka dangkal yang tidak sampai 2 cm. Itulah yang dianggap sebagai luka dengan melukai dengan percobaan," lanjut dia.

Selain itu, berdasarkan keterangan sejumlah saksi, yang salah satunya adalah kekasih korban, Suci Fitri Rohmah, ditemukan fakta bahwa Yodi sempat beberapa kali mengisyaratkan keinginan dirinya untuk bunuh diri.

Dia sempat mengutarakan hal tersebut usai dikabarkan sempat berkonflik dengan teman dekatnya berinisial L. Polisi pun menegaskan bahwa konflik di antara keduanya pun sudah terselesaikan.

"Dia (Yodi Prabowo) menyampaikan kurang lebih begini 'kalau saya tidak ada, bagaimana'. Pengertian tidak ada menurut tafsiran kami, kalau saya meninggal," jelas Tubagus.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha