Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lawan Narasi Hoax New Normal, Segera Mulai Pola Hidup Sehat
Oleh : Redaksi
Senin | 22-06-2020 | 12:36 WIB
ew-normal1.jpg Honda-Batam
Ilustrasi new normal. (Foto: Ist)

Oleh Alfisyah Kumalasari

HOAX merupakan informasi yang sesungguhnya tidak benar tetapi dibuat seolah benar adanya sehingga dipercaya oleh orang yang menerimanya.

Menjelang New Normal, rupanya masyarakat harus tetap waspada terhadap beragam hoax yang bisa saja menginfeksi sosial media.

Pada tanggal 5 Mei 2020 lalu, Tim AIS Ditjen Aptika Kominfo menunjukkan adanya kebih dari 1.400 konten hoax dan disinformasi covid-19 yang beredar di masyarakat. Di platform Twitter saja sudah ditemukan 375 isu hoaks, sedangkan di facebook telah ditemukan sebanyak 999 konten yang telah dilakukan proses take down.

Penyebaran hoaks di masyarakat dilakukan melalui 3 cara. Cara pertama yakni melalui jaringan internet yakni dengan menggunakan blog ataupun website. Cara kedua yakni melalui postingan di media sosial seperti facebook, instagram dan twitter.

Cara ketiga adalah melalui grup whatsApp, hal inilah yang rupanya cukup berbahaya karena hoax di whatsapp rupanya paling mudah menyebar.

Isu hoaks yang beredar di masyarakat antara lain program pemerintah, pasien positif corona, hingga tips cara menghindari virus corona yang tidak valid bahkan belum tentu bisa dibuktikan. Konten-konten tersebutlah yang telah membuat masyarakat resah dan menghambat penanganan virus corona di Indonesia.

Perlu diketahui juga bahwa pembuat maupun penyebar hoaks bisa mendapatkan sanksi hukum dengan pidana kurungan sampai 5 tahun dan sanksi denda sebesar 1 miliar rupiah.

Kita memang tidak bisa memiliki imun terhadap berita hoax, tapi kita memiliki peran untuk menahan jemari untuk tidak menyebarkan berita hoax ke orang lain. Sebelum menyebarkan suatu berita, tentu saja kita harus memperhatikan judul berita yang kita terima. Kita harus hati-hati terhadap judul berita yang terkesan provokatif dan memanfaatkan isu-isu yang sedang tren.

Selain itu, kita juga harus waspada dengan pesan apapun yang berbentuk forward messages berhati-hatilah apabila di akhir pesan tersebut berisi ajakan untuk menyebarkan informasi, apalagi jika informasi tersebut berisi ancaman jika tidak menyebarkan.

Dengan demikian maka kita tentu telah turut andil menjadi seorang warganet yang bijak dalam menyikapi berita yang tersebar. Mencari berita pembanding dengan sumber yang terpercaya tentu saja menjadi hal bijak yang bisa kita lakukan untuk melawan narasi hoax yang terus menguar selama pandemi covid-19.

Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk melawan narasi hoax yang masih sulit di debung secara total? Tentu saja dengan cara mengkampanyekan pola hidup sehat di berbagai sosial media yang kita miliki.

Pola hidup bersih dan sehat sebenarnya sudah menjadi himbauan sejak lama, seperti 6 langkah cuci tangan dengan menggunakan sabun. Namun kebiasaan ini baru benar-benar diterapkan sejak pandemi covid-19 terjadi. Hal ini dibuktikan dengan adanya fasilitas cuci tangan yang tersedia pada pintu masuk fasilitas publik seperti pusat perbelanjaan.

Jelang penerapan fase new normal, tentu saja kita perlu mengkampanyekan pentingnya penerapan physical distancing. Karena bagaimanapun juga new normal bukan berarti membebaskan kita dari protokol kesehatan.

New Normal adalah upaya pemerintah untuk kembali memutar roda perekonomian namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketika berada di luar rumah.

Kampanye selanjutnya adalah kampanye untuk tetap rajin cuci tangan. Hal ini tentu patut dikampanyekan secara masif, sehingga penerapan new normal diharapkan dapat memunculkan kebiasaan baru masyarakat untuk mencegah penularan virus corona.

Generasi milenial tentu memiliki kreatifitas tanpa batas untuk membuat konten yang berisi ajakan untuk mematuhi segenap protokol kesehatan yang sudah sepatutnya dipatuhi.

Saat ini kemudahan media memang semakin memudahkan siapapun membuat konten. Oleh karena itu konten hoax yang ada di internet sudah sepatutnya dilawan dengan konten positif.

Setidaknya konten positif tersebut nantinya akan menjadi pembanding ketika berita hoax muncul dan menyebar di berbagai grup whatsApp.

Hoax muncul untuk menciptakan kekacauan, hoax juga muncul dengan sesuatu yang tampak sungguh meyakinkan. Narasi yang dibangun tampak menghipnotis konsumen berita untuk menyebarkannya ke berbagai WAG.

Hoax yang sulit dibendung haruslah dilawan degan berbagai upaya, langkah mudah untuk menangkalnya adalah dengan tidak mudah menyebarkan fordward messages dan terus produktif mengkampanyekan pola hidup bersih dalam menyambut fase new normal.*

Penulis adalah aktif dalam Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini Jakarta