Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

33 Unit Mesin Produksi Raib dari Perusahaan

Buruh Sebut Manajemen PT Varta Tak Punya Itikad Baik
Oleh : Gokli/Dodo
Senin | 14-05-2012 | 19:20 WIB
mesin-varta.gif Honda-Batam

PKP Developer

Salah satu jenis mesin yang raib dari PT Varta.

BATAM, batamtoday - Kalangan buruh di PT Varta Microbattery menuding perusahaan tersebut tidak punya itikad baik lantaran di tengah situasi memburuknya hubungan kedua pihak, manajemen justru mengeluarkan 33 unit mesin produksi dengan alasan tak jelas.

"Sabtu (12/5/2012) sekitar pukul 18.00 WIB semua alat produksi itu masih ada. Tapi, setelah kami masuk kerja pada Minggu (13/5/2012) pagi 33 unit mesin produksi itu sudah hilang," heran Arif, seorang buruh permanen PT Varta saat ditemui, Senin (14/5/2012) sore.

Arif, salah satu teknisi di PT Varta lot 23 Batamindo mengatakan, hilangnya mesin produksi salah satu bukti bahwa pihak manajemen tidak mempunyai itikad baik untuk menyelesaikan masalah. Hal ini jelas terlihat dari surat yang ditempel di papan pengumunan tentang alasan pihak manajemen mengeluarkan mesin itu lantaran pemakainannya tidak optimal, dan juga untuk memenuhi order. Sehingga, mesin produksi itu harus dipinjamkan ke salah satu subkontraktor yang tidak disebutkan nama perusahaannya dan juga lokasinya.

"Memang ada pengumuman di tempel di papan tapi alsan pemindahan mesin tersebut tak masuk akan dan juga aneh. Selain itu, pengumuman tersebut tak jelas siapa yang buat lantaran pihak yang menandatangani tak ada, hanya saja ditulis manajemen," jelasnya.

Berbagai jenis mesin yang sudah tak terlihat lagi seperti di line Merak yakni dua unit machine welding, dua unit machine cupping and jointing serta satu unit ultrasonic welding.

Untuk line Rajawali, yakni delapan unit machine welding dan satu unit OCI tester. Line Lithium, yakni delapan unit machine welding dan dua unit shringking tunel.

Sementara di Mezzanine Area, mesin-mesin yang diangkut yakni tiga unit tampo print, dua unit DSP machine, dua unit single printing dan dua unit machine welding.

Situasi ini sagat meresahkan semua buruh yang masih bekerja di PT Varta. Berbagai pertanyaan pun muncul dibenak mereka, yang akhirnya menimbulkan kecurigaan adanya suatu spekulasi yang dimainkan oleh manajemen perusahaan untuk menghindari masalah.

Ketua PUK FSPMI Varta, Deddy Iskandar menilai tindakan manajemen PT Varta ini jelas tak masuk akal. Karena alasan tidak optimalnya penggunaan mesin itu sangat tak mungkin lantaran masih banyak buruh yang mampu mengoperasikan dan mengenai alasan kekurangan tenaga kerja itu jelas melukai hati ratusan buruh outsourcing yang dicampakkan begitu saja.

"Masih ada buruh yang bisa mengoperasikan mesin itu, kalau katanya kurang tenaga kerja kenapa ratusan buruh outsourcing itu dicampakkan begitu saja," tegas Deddy, salah seorang buruh permanen yang di PHK sepihak oleh PT Varta.

Ditambahkannya, kalau manajemen merasa takut dengan aksi yang akan mereka gelar mogok kerja selama dua bulan berturut-turut, tak seharusnya mesin produksi itu dikeluarkan. Karena sampai saat ini juga mereka masih tetap berharap ada perundingan yang ditawari oleh pihak manajemen dan mempekerjakan kembali 13 buruh yang sudah dipecat.

"Kan masih ada waktu sampai dengan Selasa (15/5/2012). Kenapa manajemen tak ajak berunding buruh dan kenapa juga tak menyelesaikan masalah. Apa mungkin masalah bisa diselesaikan dengan membuat masalah?," ungkapnya.

Kalau sampai besok tak ada permintaan pihak manajemen untuk berunding dan menyelesaikan masalah, maka aksi mogok kerja selama dua bulan tersebut tetap akan terlaksana. Beberapa pihak terkait sudah disurati untuk pemberitahuan aksi mogok tersebut, juga pihak PT Varta sendiri.

"Untuk menghentikan kami supaya tidak mogok kerja hanya dengan satu cara selesaikan semua masalah yang ada. Dan jangan menambah masalah seperti yang terjadi sekarang," pungkasnya