Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Beresiko Tingkatkan Kematian, WHO Hentikan Uji Coba Obat Malaria untuk Pasien Covid-19
Oleh : Redaksi
Selasa | 26-05-2020 | 08:36 WIB
dirjen-who1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Foto: Lentera Today)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - WHO menyatakan menghentikan sementara uji klinis hydroxychloroquine atau obat malaria sebagai pengobatan potensial bagi pasien virus corona (Covid-19).

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan keputusan itu diambil setelah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet menunjukkan obat itu dapat meningkatkan risiko kematian pasien Covid-19.

Tedros mengatakan sebuah kelompok Solidarity Trial yang terdiri dari ratusan rumah sakit rujukan virus corona di seluruh dunia mendaftarkan pasien untuk diuji menggunakan hydroxychloroquine. Kini uji coba tersebut dihentikan sementara.

"Kelompok eksekutif menetapkan menghentikan sementara hydroxychloroquine dalam uji coba, sementara data keselamatan ditinjau oleh Dewan Pemantau Keamanan Data," kata Tedros dalam konferensi pers virtual seperti dikutip dari AFP, Selasa (26/5/2020).

Hydroxychloroquine selama ini digunakan untuk mengobati malaria, juga autoimun seperti radang sendi. Akan tetapi sejumlah kalangan, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggunakan obat tersebut untuk mencegah dan mengobati virus corona.

Bahkan Trump mendorong pemerintah untuk membeli dalam jumlah besar.

Menteri kesehatan Brasil juga merekomendasikan penggunaan hydroxychloroquine, serta anti-malaria chloroquine, untuk mengobati pasien Covid-19.

Studi Lancet menemukan bahwa kedua obat itu memiliki efek samping serius, terutama aritmia jantung atau ritme jantung tidak beraturan bahkan meninggal.

Studi yang terbit di jurnal The Lancet ini menganalisis lebih dari 96 ribu pasien dengan Covid-19 di 671 rumah sakit di enam benua. Pasien dirawat mulai akhir Desember 2019 hingga pertengahan April 2020, pasien meninggal juga pasien yang dipulangkan pada 21 April 2020.

Dari sekian banyak pasien, mereka yang diterapi dengan hydroxychloroquine atau chloroquine tidak sampai 15ribu pasien.

Peneliti menemukan sekitar satu dari 11 pasien dalam kelompok kontrol (tidak mendapatkan obat-obatan) meninggal di rumah sakit. Kemudian sekitar satu dari enam pasien yang diobati dengan hydroxychloroquine atau chloroquine saja meninggal.

Meski demikian, Kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, menyatakan bahwa keputusan menghentikan uji coba tersebut merupakan tindakan sementara.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha