Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menjaga Ketersediaan Sembako Selama Corona dan Puasa
Oleh : Opini
Kamis | 21-05-2020 | 12:20 WIB
download6.jpg Honda-Batam
Ilustrasi pedagang sembako di pasar Batam. (Foto: Batamtoday.com)

Oleh Raavi Ramadhan

MEREBAKNYA pandemi Covid-19 ini dapat menyebabkan kelangkaan sumber pangan. Akan tetapi, pemerintah telah memastikan ketersediaan bahan pangan aman hingga akhir tahun.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sekaligus Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo mengatakan bahwa ketersediaan bahan pangan di seluruh Indonesia di tengah pandemi Covid-19 ini masih terjaga.

Menteri Pertanian menyampaikan bahwa ketersediaan pangan dan barang kebutuhan sehari-hari yang mengalami peningkatan ada beberapa yang sudah stabil.

Presiden Joko Widodo mengingatkan kepada Menteri Dalam Negri (Mendag) supaya menjaga gubernur, wali kota, bupati, agar diingatkan untuk menjaga ketersediaan bahan pangan dan melakukan perkiraan-perkiraan untuk masa mendatang.

Ini dilakukan lantaran pemerintah pusat dapat memastikan tidak ada kelangkaan bahan pangan dan harga yang tetap stabil meski tengah dilanda pandemi Covid-19.

Presiden Jokowi meminta kepada seluruh jajarannya untuk mewaspadai peringatan dari Food and Agriculture (FOA) yang menyatakan bahwa pandemi Covid-19 ini bisa mengakibatkan kelangkaan bahan pangan.

Presiden Joko Widodo meminta kepada jajarannya untuk menjaga ketersediaan bahan pangan menjelang datang Ramadhan dan lebaran di tahun 1441 H. Terlebih Ramadhan dan Idul Fitri kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya lantaran wabah virus corona.

Persiapan akan ketersediaan bahan pangan setiap menjelang Ramadhan dan lebaran selalu dilakukan, tetapi memang tahun ini sedikit berbeda. Jokowi meminta kepada jajarannya untuk memastikan tidak ada kelangkaan bahan pangan dan harganya stabil dipasar.
Bahkan, Jokowi mengaku dirinya melakukan pengecekan langsung ke lapangan, ke bulog dan ke daerah-daerah mengenai keadaan panen raya seperti apa.

Harga bahan pangan seperti daging, telur, beras, terigu masih dalam kondisi stabil. Akan tetapi, harga bawang dan gula mengalami kenaikan yang cukup menanjak sejak adanya pandemi.

Jokowi mengatakan bahwa mungkin minggu-minggu depan harga gula akan turun pada kondisi normal kembali dengan harga sekilo Rp12.500. Menteri Dalam Negri (Mendag) menyampaikan kepadanya bahwa impor bawang beberapa di antaranya telah sampai ke Indonesia dan harganya bisa kembali normal sekitar Rp20.000-30.000.

Mentri Perdagangan, Agus Suparmanto juga mengatakan bahwa ketersediaan pangan di dalam negri dalam keadaan aman, termasuk menjelang Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Pada enam bulan ke depan mulai Maret hingga Agustus 2020 proyeksi ketersediaan pangan 11 komoditas dipastikan aman.

Pernyataan ini ditegaska dengan adanya tinjauan ke pabrik gula rafinasi PT Sentra Usaha Tamajaya di Cilegon, Banten bahwa Agus menjamin stok dan harga pangan aman sesuai dengan intruksi Presiden.

Ketersediaan beras pada bulan Februari dan perkiraan produksi di bulan Maret-Mei mencapai 15,9 juta ton. Perkiraan kebutuhan dengan periode yang sama sekitar 7,6 juta ton atau 2,53 juta ton setiap bulan.

Dengan begitu, sisa ketersediaan stok beras mencapai 8,3 juta ton. Jumlah tersebut telah cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan untuk Juni hingga awal September 2020.

Gambaran kebutuhan pangan lainnya seperti bawang merah, cabai rawit, cabai besar, bawang putih, telur ayam ras, daging ayam ras, minyak goring dan gula pasir dipastikan ketersediaannya aman selama periode Maret-Mei 2020.

Gambaran tersebut tentu menjadi kabar baik bagi masyarakat. Mengingat Covid-19 telah mulai menyebar ke daerah-daerah makan pemenuhan produksi pangan lokal perlu ditingkatkan.

Pemerintah akan terus memastikan dan menjaga ketersediaan pangan di tengah pandemi Covid-19 sembari masyarakat juga hidup prihatin dan bersabar. Semua akan berlalu dan seiring dengan itu keadaan akan kembali normal.*

Penulis adalah Mahasiswa Universitas Pakuan Bogor