Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penyimpangan Bansos Presiden untuk Warga Kurang Mampu 5-10 Persen
Oleh : CR-1
Minggu | 03-05-2020 | 19:33 WIB
Frans.jpg Honda-Batam
Frans Go di tengah aktivitas membina petani rumahan di Sawangan Depok, Jawa Barat. (Foto: Setiawan)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ikatan Alumni Lemhanas (IKAL) 49 menilai program bantuan social (bansos) Presiden berupa sembako, uang tunai, keringanan pembayaran listrik sudah tepat, kendatipun potensi penyimpangan penyalurannya mencapai 5-10 persen. Artinya, ada juga penduduk yang tidak layak, atau kondisi ekonominya relatif mampu tapi menerima bantuan.

"Bukan program (bansos) yang salah, tapi sistem distribusi/pembagian. Karena distribusi bantuan sudah diupayakan langsung sampai pada warga yang kurang mampu. (penyimpangan) masih dalam batas toleransi. Kepala RT/RW (rukun tetangga/warga) yang tahu mana (warga) yang paling susah, bukan Presiden ataupun Gubernur (yang mengetahui)," kata Frans Go dari IKAL 49 di Jakarta (2/5/2020).

Bansos Presiden berupa sembako disalurkan tiap dua minggu sekali dengan nilai Rp @300.000 di DKI, telah disalurkan per tanggal 20 April 2020. Berdasarkan data Kemensos, penyaluran bansos Presiden telah disalurkan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) sampai 39,6 persen dari total 947.126 KPM yang tercatat.

IKAL juga gelar baksos, baik spontanitas pribadi Frans maupun kelembagaan. Setiap hari, sekitar pukul 5 sore, kantor Frans di Jl. Blora Jakarta Pusat (dekat stasiun kereta Sudirman) membagikan takjil ataupun nasi kota untuk masyarakat yang kurang mampu.

"Pak Jokowi (Presiden RI Joko Widodo) langsung, cepat, tanggap memberi bantuan. Hanya dalam proses penyaluran sampai titik yang dituju, ada penyimpangan 5-10 persen. Mungkin jumlah (penerima bansos) juga diskresi dari kepala daerah tertentu," tegas Frans Go.

Untu memastikan penyaluran bansos berjalan dengan baik dan ketersediaan stok sembako cukup, Menko PMK (pembangunan manusia dan kebudayaan) mengecek salah satu dari lima gudang logistic stok bansos Presiden, tepatnya di Marunda, Jakarta Utara.

Gudang yang berada di Marunda adalah titik distribusi untuk wilayah Jakarta utara dan Kepulauan Seribu yang menggandeng Pasar Tani Indonesia sebagai supplier sembakonya.

"Program Bansos Presiden sudah benar, dan mulia. Kalau pengusaha seperti saya, bisa gelar (baksos) seadanya. Saya pribadi, tapi juga dengan 'tameng' IKAL. Artinya, kegiatan social juga tidak lepas dari andil TNI/Polri. Beberapa pengurus (komisariat), termasuk Ketua IKAL Pusat kan juga purnawirawan TNI, Polri," kata Frans Go.

Di tengah kelesuan ekonomi Indonesia, Frans yang sehari-harinya berbisnis terpaksa 'turun gunung' membina petani rumahan di Sawangan Depok, Jawa Barat. Hasil dari binaan, sayur-sayuran dikirim ke beberapa pasar tradisional di Jakarta.

Ia mengaku bahwa berbuat sesuatu untuk masyarakat termasuk petani rumahan adalah 'investasi' di hari tua.

"Saya sudah sepuluh tahun membina petani, membekali mereka dengan bibit, membuka akses pasar. Tapi karena ada pandemik virus, saya lebih intens berbuat untuk para petani. Sambil menunggu roda perekonomian pulih, saya 'turun gunung' bertani," kata Frans Go.

Editor: Dardani