Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kabar Baik, Jumlah Kasus Covid-19 di Jakarta Terus Menurun dalam 6 Hari Terakhir
Oleh : Redaksi
Senin | 27-04-2020 | 12:17 WIB
penambahan-kasus-baru-virus-corona-jakarta.jpg Honda-Batam
Jumlah penambahan kasus Virus Corona atau Covid-19 di Jakarta dalam enam hari belakangan ini terus menurun. (Foto: Wartakotalive.com/pro)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kabar baik bagi penanganan wabah Virus Corona (Covid-19) di Jakarta. Data terbaru menunjukkan, jumlah penambahan kasus virus corona di Jakarta terus menurun dalam 6 hari terakhir.

Berdasarkan data yang dikutip Wartakotalive.com dari corona.jakarta.go.id, penambahan kasus virus corona di Jakarta tertinggi terjadi pada Kamis (16/4/2020), yakni 223 kasus.

Setelah itu terjadi fluktuatif atau naik turun hingga Selasa (21/4/2020) terjadi penambahan kasus 167 orang.

Sehari kemudian, atau Rabu (22/4/2020), jumlah penambahan kasus virus corona di Jakarta hanya 120 orang/hari.

Kemudian setelah itu atau Kamis (23/4) jumlah kasus baru di Jakarta 107 orang, Jumat (24/4/2020) kasus baru di Jakarta 99 orang, Sabtu (25/4) 76 orang dan data terakhir Minggu (26/4) kasus baru di Jakarta 65 orang.

Sementara itu, jumlah pasien Virus Corona di Jakarta secara komulatif juga masih berada di angka kisaran 3.000 orang.

Selasa (21/4) jumlah kasus 3.279 kasus, Rabu (22/4) 3.399 kasus, Kamis (23/4) 3.506 kasus, Jumat (24/4) 3.605 kasus, Sabtu (25/4) 3.681 kasus, dan Minggu (26/4) 3.746 kasus.

Sesuai Prediksi Gubernur Anies Baswedan

Penurunan tren penambahan kasus Virus Corona di Jakarta yang cenderung menurun ini diharapkan sesuai prediksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Dalam wawancara dengan Wartakotalive.com, Anies Baswedan yakin Jakarta akan selesai lebih cepat dalam menangani kasus Covid-19.

"Nanti waktu dan sejarah yang akan membuktikan apakah apa yang kita lakukan ini sudah tepat atau tidak. Biarlah saya di-bully di media sosial, asal saya tidak disalahkan sejarah dan juga tidak salah di mata Tuhan," ujar Anies Baswedan.

Keyakinan Anies itu dilatarbelakangi dengan berbagai kebijakan yang telah ia lakukan yang lebih dulu dibandingkan daerah-daerah lain.

Apalagi, kata Anies, Jakarta bukanlah kota yang tertutup. Jakarta adalah kota terbuka di mana semua bangsa bisa keluar masuk ke kota ini sebelum diberlakukan PSBB.

Bahkan dalam catatan Wartakotalive.com, DKI Jakarta lebih dulu menerapkan social distancing atau physical distancing dibandingkan provinsi atau kabupaten/kota lain di Indonesia.

Sebelum ada kebijakan terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Jakarta telah membuat kebijakan untuk "merumahkan" siswa.

Para siswa diminta belajar dari rumah secara online. Begitu juga para pegawai DKI secara bergilir telah melakukan work from home (WFH).

Jakarta adalah provinsi atau daerah yang pertama kali memberlakukan PSBB setelah Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Kesehatan terkait PSBB dikeluarkan.

Anies Baswedan juga Gubernur yang paling pertama meminta warganya tidak mudik. "Sejak pertengahan Maret 2020, saya sudah minta warga tidak mudik," ujarnya.

Anies pun membandingkan dengan penyebaran kasus Virus Corona di Wuhan China.

Kematian Pasien Virus Corona di Jakarta

Sementara itu, berdasarkan data Corona.jakarta.go.id, sampai Minggu (26/4) jumlah kasus Virus Corona secara nasional tercatat 8.882 kasus dengan jumlah pasien meninggal dunia 743 orang (8 persen).

Jumlah kasus Virus Corona di Jakarta sampai Minggu tercatat 3.746 kasus. Jumlah pasien meninggal dunia di Jakarta adalah 357 orang.

Fatality rate di Jakarta atau persentase kematian di Jakarta lebih tinggi dibandingkan nasional, yakni 10 persen.

Sumber: Wartakotalive.com
Editor: Dardani