Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lawan Hoax Corona, Wujudkan Kondusivitas Masyarakat
Oleh : Opini
Selasa | 17-03-2020 | 13:33 WIB
anti-hoax323.jpg Honda-Batam
Ilustrasi hoax. (Foto: Ist)

Oleh Agustinus Prima Wicaksono

SEBAGAI warga negara yang baik harusnya mengedepankan kondusifitas masyarakat, bukan malah menyebar hoax tentang Virus Corona. Sehingga, upaya pemerintah dalam melawan hoax wajib didukung serta dibantu.

 

Perkembangan berita hoax di Indonesia sendiri memang cukup deras arusnya. Berita tidak benar alias hoax ini seolah digunakan sebagai bahan seru-seruan. Disebutkan dalam sejumlah laporan, orang Indonesia ini getol banget nyebarin berita hoax.

Alasannya ialah orang Indonesia ini malas baca. Sehingga langsung nge-share segala macam berita tanpa mau mengecek kebenarannya terlebih dahulu.

Bahkan, mengacu pada World's Most Literate Nation yang dipublikasikan di pertengahan tahun lalu. Dari total 61 negara yang dimasukkan dalam studi itu, Indonesia memang menempati urutan ke-60 soal minat baca masyarakatnya. Wow! Miris ya.

Kemungkinan, jika menjadi orang pertama yang menyebarkan berita akan merasa lebih hebat, bangga. Tapi, sayangnya ga dibarengi informasi yang akurat. Jadinya malah membuat jagad jadi makin runyam.

Termasuk isu-isu yang digelontorkan berkenaan dengan Corona Virus atau Covid-19. Ditengarai ada setidaknya 19 hoax virus Corona. Dan pemerintah imbau publik untuk ikuti info resminya saja.

Sebelumnya, Pemerintah telah mendeteksi puluhan hoax tentang virus Corona. Berdasar pada data Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo), sekitar 19 hoax tercatat mulai beredar di Nusantara.

Hoax-hoax tersebut antara lain, Pertama, adanya kurma yang mengandung virus Corona yang berasal dari Kelelawar.

Kedua, adanya virus berbahaya di RSUP Sardjito; virus corona ditengarai sudah menyebar serta masuk ke Indonesia di Gedung BRI 2.

Ada pula hoax yang menyebutkan tentang 1 pasien di RSPI Sulianti Saroso Jakarta yang tengah diisolasi karena corona, dan orang terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Wahidin kota Makassar.

Menteri kominfo Jhonny G. Plate turut menghimbau masyarakat agar cerdas dalam menggunakan media sosial ketika merespon terkait virus Corona. Dirinya mengakui berita hoax terkait Corona ini dinilai lebih cepat menyebar ketimbang wabahnya sendiri.

Oleh karena itu, dirinya meminta kepada publik untuk tidak sembarangan menge-share virus dari kota Wuhan, negeri tirai bambu itu.

Johnny juga meminta kepada seluruh masyarakat agar tidak mengaitkan masalah corona dengan masalah-maslah lain yang akibatnya berdampak luas dan negatif bagi negara, baik di sektor ekonomi maupun sektor lainnya.

Sementara itu, Menteri Kominfo berharap agar masyarakat lebih mengacu kepada institusi resmi dan informasi yang disampaikan pemerintah secara resmi dalam rangka pencegahan dan juga penanganan virus ini.

Pasalnya, jika salah menangani maka dampaknya akan sangat luas. Dia menegaskan jika hal ini merupakan murni masalah kesehatan. Sehingga bagi semuanya wajib berpedoman pada referensi utamanya.

Merespon berita-berita seperti ini memang tidaklah mudah. Indonesia sebagai pengguna smatrphone tertinggi nomor 5 dunia, nyatanya miskin wawasan karena minimnya minat baca mereka. Mereka agaknya lebih suka dapat jempol atau love di jejaring media sosial mereka ketimbang harus mengecek kebenarannya terlebih dahulu.

Mungkin kelihatan sepele ya, tapi sebetulnya memiliki dampak yang begitu signifikan. Pemerintah sudah mati-matian mengupayakan beragam langkah antisipasi.

Mensosialisasikan secara gamblang offline maupun online, tapi publik lebih percaya hoax yang beredar. Ujung-ujungnya mereka melarat informasi. Mirisnya mereka akan berada dalam lingkaran kepanikan tanpa tahu berita sebenarnya.

Melawan isu hoax ini memang tak bisa sendiri. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, aparatur negara mulai dari lini teratas hingga terbawah wajib dilaksanakan. Bukan saja menyajikan berita yang mengedukasi namun juga benar tanpa harus menakut-nakuti.

Memang benar, Virus Corona dapat membunuh siapa saja. Tapi penyebaran informasi terkait hal ini haruslah bisa dipertanggungjawabkan. Getol menyebar hoax di media sosial biar bisa tenar dan dapat pujian. Tapi giliran diciduk karena penyalahgunaan teknologi, nangis-nangis minta pertolongan, mikir! mikir!

Terlebih Pemerintah telah melakukan sejumlah langkah antisipasi untuk menanggulangi wabah ini. Mulai dari travel ban hingga pengawasan di fasilitas publik. Prinsip utama penyebaran virus ini ialah menyerang imunitas. Jadi jika imun dan kesehatan bagus, virus apapun ga bakal nembus termasuk Virus Corona.

Mari dukung pemerintah wujudkan kondusifitas masyarakat. Sehingga stop berlebihan menanggapi masalah yang ada, atau membuat meme ga berguna. Masalah kesehatan bukanlah bahan lucu-lucuan!*

Penulis adalah warganet tinggal di Jakarta