Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Bukti Kebrutalan Polisi Malaysia
Oleh : Redaksi/Mg
Senin | 30-04-2012 | 12:18 WIB
Polisi_Malaysia_Biadab.jpg Honda-Batam

Seorang aktivis Bersih saat dikeroyok PRDM. Foto:Malaysiakini.com

KUALA LUMPUR, batamtoday - Salah satu media independent Malaysia, Malaysiakini.com, mempublikasikan bagaimana kebrutalan Polis Diraja Malaysia (PDRM) saat menangani aksi demontrasi Bersih3.0 Sabtu(28/4/2012) lalu.  471 aktivis dan simpatisan Bersih ditangkap dan puluhan lainnya mengalami luka memar di bagian mata, kepala, punggung, bahkan dilaporkan ada yang mengalami patah tulang akibat diinjak-injak. Tidak hanya itu, wartawan media yang melakukan peliputan tak luput dari serangan.

Seorang wanita berusia 71 tahun yang ikut aksi tak luput dari perlakuan kejam PDRM saat turut mendukung aksi menolak kecurangan pemilu versi Najib Razak. 

Dalam artikel berjudul 'Horror stories of police aggression'. Media yang getol mendukung gerakan Bersih itu membeberkan semua kejahatan kemanusiaan yang diduga dilakukan PDRM saat menertibkan aksi puluhan ribu warga Malaysia yang menginginkan keadilan. Perlakuan kejam dilakukan, meski Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak menganggap ini hanya lepas kontrol saja. 

Salah satu korban, Mohd Haijan Omar mengaku disiksa polisi. Kala itu, ditengah aksi yang mulai memanas, sejumlah polisi mengejarnya, kemudian menyeret ke arah Dataran Merdeka. Di lokasi tersebut, pria yang berprofesi sebagai pengacara ini lansung dihujani tinju dan tendangan. Pelipis kirinya mengalami luka. 

"Saat itu saya sudah katakan bahwa saya ini pengacara, tapi mereka (polisi) tetap menyiksa saya," katanya. 

Korban lain, Radzi Razak, juga mengaku disiksa polisi. Pria yang bekerja untuk kantor berita Sun itu dikeroyok lebih dari 7 polisi saat ia mencoba mendokumentasikan betrokan yang terjadi. Akibatnya, Radzi harus dilarikan ke rumah sakit. 

Beberapa kameramen yang mendokumentasikan kebrutalan Polisi Malaysia, dilaporkan juga mengalami tekanan. Memori card kamera yang mereka gunakan dirampas. 

"Kameramen dilarang mengabadikan kebrutalan itu, memori card kameramen Malaysia kini juga dirampas," tulis Koh Jun Lin reporter Malaysia kini. 

Bahkan yang terakhir, dilaporkan seorang nenek berusia 71 tahun, juga menerima tinju dari Polisi wanita. 

Saat ini, Bersih3.0 sedang melakukan pendataan total korban akibat kebrutalan PDRM. Rencananya, dari data-data yang dihimpun nantinya akan diserahkan ke Human Right Wacth. bahkan situs resmi Bersih.org juga mengumumkan kontak resmi ke Wakil Direktur Human Right Watch kawasan Asia Pasific, Phil Robertson. 

Sementara itu, dalam pernyataan resminya pagi ini, Senin(30/4/2012), Human Right Watch mengutuk aksi brutal kepolisian Malaysia. Ada indikasi penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh PDRM saat menangani pendemo yang sebenarnya cukup damai. 

"Penggunaan kekuatan yang berlebihan dalam menangani aksi damai tidaklah dibenarkan, kami akan melakukan penyelidikan atas kejadian ini," kata Phil Robertson.