Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Napi Teroris Tersebar di 107 Lapas, BNPT Kerepotan Lakukan Program Deradikalisasi
Oleh : Redaksi
Sabtu | 08-02-2020 | 11:52 WIB
bnpt12.jpg Honda-Batam
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Suhardi Alius saat memberikan keterangan pers. (Foto: ANTARA)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Suhardi Alius menyebut narapidana kasus terorisme atau napi teroris tersebar di 107 lembaga pemasyarakatan (Lapas) se-Indonesia.

Suhardi mengatakan sebaran yang luas tersebut membuat BNPT kewalahan. Pasalnya, hal tersebut memaksa BNPT menyediakan tenaga ekstra dalam melakukan program deradikalisasi.

"Teroris tersebar di 107 lapas, 107 lapas di seluruh Indonesia termasuk di Sentul, di Nusakambangan. Bisa bayangkan enggak bagi-bagi ustaz? Bagi-bagi orang untuk program berapa bulan sekali bertemu? Jadi enggak mudah," kata Suhardi dalam jumpa pers di Gedung BUMN, Jakarta, Jumat (7/2/2020).

Suhardi juga mengungkap BNPT kerepotan melakukan deradikalisasi di lapas karena kewenangan yang terbatas. Dia mengatakan deradikalisasi bersifat sukarela. Sehingga BNPT tidak bisa menerapkannya kepada seluruh napi teroris.

Mantan Kadiv Humas Polri itu mengatakan napi teroris yang masuk dalam kategori 'hardcore' biasanya menolak ikut. Di satu sisi, pada saat yang sama, mereka bisa menyebarkan ideologi ekstrem di dalam lapas

"Dan tantangannya juga besar, Pak Menkumham itu ngomong ke saya, lapas sipir itu rawan juga disusupi sama mereka. Permasalahannya sangat pelik," ujar Suhardi.

Suhardi memaparkan sejak 2014 silam, BNPT telah melakukan deradikalisasi terhadap sekitar 700 orang napi teroris.

Empat di antaranya kembali melakukan aksi teroris, seperti pelaku Bom Thamrin. Ia mengatakan BNPT butuh bantuan berbagai elemen untuk memperbaiki program deradikalisasi di lapas.

"Program deradikalisasi itu kami melibatkan semua stakeholder. Kami tidak bisa kerja sendiri, kami juga bergantung sama yang lain. Kami bergantung sama Muhammadiyah, sama NU, sama ormas-ormas, termasuk psikolog," ucapnya.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha