Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hamid Sebut Masyarakat Natuna Sudah Mulai Paham soal Karantina 238 WNI dari Wuhan
Oleh : Irawan
Selasa | 04-02-2020 | 15:28 WIB
hamid_rizal_dpr.jpg Honda-Batam
Bupati Natuna Hamid Rizal hadir di Komisi IX DPR (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Bupati Natuna Hamid Rizal, Wakil Bupati Natuna Ngesti Yuni Suprapti, dan Ketua DPRD Natuna Andes Putra mendatangi Komisi IX DPR RI pada Selasa (4/2/2020).

Kedatangan mereka untuk melaporkan kondisi terkini di Natuna yang menjadi lokasi karantina 238 WNI usai dievakuasi dari Wuhan, pusat Virus Corona di China.

Hamid Rizal mengatakan pihaknya sengaja datang ke Jakarta untuk bertemu dengan Menko Polhukam Mahfud MD dan beberapa menteri tadi pagi hingga bertemu DPR siang ini untuk meluruskan berbagai isu karantina WNI di natuna yang dicemaskan masyarakat Natuna.

"Dengan kami berangkat ke Jakarta, InsyaAllah masyarakat kami sudah mulai paham ini kegiatannya bagaimana dan apa yang harus kita lakukan. Insya allah nanti Pak Menko (Mahfud) juga mau ke sana dalam rangka menyejukkan Masyarakat. Kami minta hari Jumat agar beliau juga bisa memberikan wejangan sebagai khotib," kata Abdul Hamid di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2020).

Selain itu, dia juga berharap komunikasi antara agenda pemerintah pusat dan daerah bisa terkoordinasi dengan cepat dan baik, terutama ditengah kondisi darurat seperti karantina WNI dari Wuhan di Natuna.

"Tapi kalau mendadak gitu juga bisa resah kan. Tapi kalau diberitahu pelan-pelan, sosialisasi, dokter datang memberi tahu ini begini tidak terlalu apa, begini nah itu berarti masyarakat bisa tenang," ucapnya.

Bupati Natuna, Abdul Hamid Rizal mengatakan saat ini masyarakat Natuna sudah memahami kebijakan dari pemerintah untuk melakukan karantina di wilayahnya.

Hamid mengungkapkan salah satu alasan yang membuat masyarakat bergejolak menolak karantina WNI dari Wuhan di tempatnya karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah pusat.

"Kita ini kan masyarakat di pulau. Jadi ketika mendengar ada karantina itu ya kaget, tapi sekarang mereka sudah paham kok," katanya.

Untuk meluruskan kabar tentang virus Corona yang selama ini beredar. Hamid pun menginginkan agar pihak terkait melakukan dialog dengan warga setempat.

"Kita memang harus adakan dialog, di masjid raya itu, biar suasananya lebih adem, lebih tenang begitu. Warga juga saya yakin akan bisa menerima," katanya.

Untuk diketahui, tim evakuasi yang terdiri dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Komunikasi dan Informasi, TNI, Polri, dan BNPB telah mengevakuasi 238 WNI dari total 245 WNI yang berada di Wuhan, Hubei, China pada Sabtu (1/2/2020) kemarin.

Mereka di karantina di Lanud Raden Sadjad, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Rencananya selama 14 hari mereka akan menjalani observasi dan monitoring yang diawasi oleh Kemenkes.

Pemilihan lokasi karantina di Natuna membuat warga lokal khawatir virus corona akan masuk ke wilayahnya, mereka melakukan aksi demonstrasi bahkan hingga berujung kericuhan pada Minggu (2/2/2020).

Masyarakat setempat sempat bergejolak dan memprotes kebijakan tersebut karena khawatir virus tersebut akan menyebar di wilayahnya.

Namun pemerintah tetap menetapkan lokasi observasi di hanggar Raden Sajad yang merupakan pangkalan militer dengan radius 1-2 kilometer dari pemukiman warga sehingga mereka tidak perlu khawatir akan terjadi penyebaran virus tersebut.

Editor: Surya