Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Peneliti Beberkan Cara Indonesia Deteksi Virus Corona
Oleh : Redaksi
Selasa | 04-02-2020 | 12:16 WIB
batik_air_wuhan_turun11.jpg Honda-Batam
Sejumlah WNI diarahkan untuk naik ke pesawat milik AU (Foto: Romi)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ratusan orang dinyatakan meninggal dunia dan ribuan lain terinfeksi virus corona yang pertama kali diketahui menyebar di Kota Wuhan, Hubei, China. Situasi itu pun secara perlahan menimbulkan ketakutan banyak negara, termasuk Indonesia.

Terbaru, pemerintah Indonesia mengobservasi 238 WNI yang tiba dari Kota Wuhan. Mereka ditempatkan di ruang karantina darurat yang dibangun di Pangkalan Udara (Lanud) TNI Raden Sadjad Ranai, Natuna.

Belum ada pernyataan resmi yang menyebut ada WNI terinfeksi virus Corona. Namun, sejumlah rumah sakit di Indonesia diketahui merawat sejumlah pasien yang memiliki gejala virus Corona.

Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amir Soebandrio mengatakan deteksi virus Corona di dalam tubuh manusia tidak dilakukan secara sembarangan. Dia berkata pemeriksaan harus sesuai dengan prosedur yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan dan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Jadi prosedur yang disarankan oleh Kemenkes adalah kalau misalnya ada pasien yang memenuhi kriteria case definition seperti yang dikatakan WHO maka itu yang diarahkan untuk diperiksa di laboratorium," ujar Amir kepada CNNIndonesia.com, Senin (3/1).

Amir menuturkan pihak yang diberi kepercayaan untuk meneliti virus Corona di Indonesia saat ini adalah Litbangkes Kemenkes. Di tempat itu, sampel cairan dari bagian hidung atau tenggorokan bagian belakang diperiksa.

"Jadi yang diarahkan atau dikirim ke sana adalah sampelnya, bukan orangnya," ujarnya.

Amir membeberkan ada beberapa tahap identifikasi virus Corona. Pertama, dia menyebut tahap penyaringan (screening) dengan PCR (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi apakah ada virus dari keluarga virus Corona yang terdapat di tubuh pasien yang diambil sampelnya.

Pada tahap itu, dia menyebut jenis virus Corona apapun akan terdeteksi. Terlebih, dia berkata Kemenkes memiliki reagen atau reaktan spesifik dari virus Corona (2019-nCoV).

"Tapi pada tahap screening itu masih mungkin yang terdeteksi bukan virus corona yang mewabah pada 2019. Jadi masih bisa virus corona yang lainnya," ujar Amir.

Terkait dengan situasi itu, Amir menyampaikan peneliti biasanya melakukan pengurutan (sequencing) asam nukleat untuk mengkonfirmasi. Metode pengurutan ini kerap digunakan pada penelitian dan diagnosa virus di laboratorium.

Hasil pengurutan asam nukleat itu, menurutnya akan dibandingkan dengan reagen virus Corona 2019-nCoV yang sudah diketahui.

"Kalau itu cocok, itu barus disebut hasil yang positif. Kalau di-sequence ternyata tidak, mungkin itu kena virus yang lain," ujarnya.

Di sisi lain, Amir mengklaim virus Corona mencapai kurang lebih 200 jenis. Dari jumlah itu, hanya 7 jenis yang menjangkiti manusia.

Adi mengklaim setiap jenis virus Corona memiliki daya infeksi yang berbeda-beda. Namun, dia menegaskan seluruh virus Corona memiliki masa inkubasi atau dengan kata lain tidak langsung menimbulkan kematian.

Dia berkata cepatnya seseorang mengalami kondisi bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan lain sebelum terjangkit virus Corona.

"Kalau kita lihat sebagian besar kasus yang ada tidak tiba-tiba hari itu terinfeksi terus sakit berat, terus meninggal, tidak demikian. Jadi ada yang namanya masa inkubasi," ujar Amir.

Lebih dari itu, Amir menegaskan semua negara berpotensi terinfeksi penyebaran virus Corona termasuk Indonesia. Terlebih, dia menyebut WHO sudah menyatakan darurat terhadap virus tersebut.

"Tapi kita tidak bisa berandai-andai. Semua mungkin, tapi tidak berarti harus ada. Kita harus memahami sampai saat ini pemerintah mati-matian mencegah virus itu masuk" ujarnya.

Sumber: Cnnindonesia.com
Editor: Chandra