Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Selain Virus Corona, Masyarakat Kepri Juga Harus Waspadai DBD
Oleh : Redaksi
Jumat | 31-01-2020 | 18:52 WIB
waspada-corona-dbd.jpg Honda-Batam
Tjetjep Yudiana, Kadis Kesehatan Kepri. (Diskominfo Kepri)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Dinas Kesehatan Provinsi Kepri mengibau masyarakat untuk selalu waspada akan segala kemungkinan timbulnya penyakit. Terutama mengenai DBD dan terbaru virus corona.

Dilansir laman resmi Diskominfo Kepri, sepanjang Januari 2020, Dinkes Kepri mencatat ada 80 kasus DBD. Sedangkan pada 2019 lalu, terdapat 900 kasus dengan angka kematian mencapai 13 kasus.

"Selama 2019 penyakit paling banyak di Kepri demam berdarah. Ada 900-an kasus dengan kematian 13. Paling banyak di Batam, Tanjungpinang dan Bintan. Itu termasuk penyakit menular, yang ditularkan dari nyamuk ke manusia," ujar Tjetjep Yudiana, Kadis Kesehatan Kepri, Kamis (30/1/2020).

Sepanjang Januari 2020 ini sudah terjadi 80 kasus DBD. Dengan kasus terbanyak terjadi di Tanjungpinang dan Batam. "Yang 80 Sudah sembuh. Alhamdulillah belum ada kematian," sebut Tjetjep.

Ia berharap tidak ada kasus kematian karena DBD pada 2020 ini.

Tjetjep menyesalkan tingginya kasus DBD di Kepri. Apalagi penyakit ini termasuk yang mudah diatasi oleh masyarakat sendiri. Mulai dari menjaga lingkungan rumah, lingkungan kerja dan lingkungan sekolah.

Secara teratur masyarakat diminta untuk membersihkan tempat-tempat penampungan air. Nyamuk dengue senang dengan genangan air yang bersih. Seperti air penampungan kulkas, tempat penampungan dispenser, bak penampungan air atau alas pot bunga.

Tjetjep juga minta rumah sakit dan Puskesmas di Kepri untuk fokus dengan DBD ini. Begitu juga dengan masyarakat. Harus lebih perduli dengan DBD, ketimbang dengan Corona. Karena saat ini belum ada kasus Corona yang perlu dikhawatirkan di Kepri.

"Jadi menurut saya masyarakat harus lebih waspada pada DBD. Karena belum ada terbukti positif Corona di Indonesia. Sedangkan DBD ini sudah ramai yang terjangkit dan sudah ada kasus kematian. Biar tenaga kesehatan saja yang fokus pada Corona," sebut Tjetjep.

Editor: Gokli